Tiba-tiba, aku sangat ingin bertemu denganmu. Ingin sekali ku melihatmu lagi. Entah apakah ini rindu atau apalah. Rasanya ingin sekali melihat senyum itu lagi. Menatap indah bola mata itu. Merasakan bagaimana rasanya menangis itu. Aku tiba-tiba merindukannya. Padahal dulu aku sangat ingin segera melupakanmu. Namun sekarang, entah mengapa rasanya ingin kuputar ulang waktu itu. Ingin rasanya ku rasakan bagaimana lemahnya aku dulu. Aku tahu itu menyakitkan. Namun aku juga tak tahu mengapa kini aku sangat memutar ulang waktu itu.
Dulu, aku yang begitu lemahnya dalam mencintaimu. Menangis diam-diam memandangimu bergandengan dengannya. Tersedu dalam kebisuan saat rindu sedang menusuk sanubariku. Semuanya begitu jelas terekam di memoriku. Bagaimana dulu aku sangat bahagia saat memandangimu. Menyentuh tanganmu untuk pertama dan terakhir kalinya. Bagaimana dulu aku menyanyikan lagu yang sekaligus menjadi lagu perpisahan yang tak mungkin begitu saja kulupa. Bagaimana dulu aku memandangimu yang sedang tersenyum bersama teman-temanmu untuk terakhir kalinya. Bagaimana dulu aku selalu memandangi fotomu ketika aku merasa suntuk dan merindumu lagi. Bagaimana dulu aku menangis yang terakhir kalinya untukmu.
Kini, aku sebenarnya tak ingin memutarnya lagi. Namun entah mengapa tiba-tiba aku kembali merindukan saat-saat itu. Padahal dulu aku telah meyakinkan diri bahwa hanya kamu lah yang akan ada di hatiku. Namun mungkin Tuhan memang adil agar aku tidak terlalu lama jauh terpuruk pada cinta yang tak pernah ada ujung dan labuhannya. Aku tahu kini hidupku menjadi lebih melegakan. Semenjak hatiku yang telah menghapus memori tentangmu. Tapi rasanya, hatiku mati rasa karena sudah kosong. Seperti tidak ada lagi hal yang bisa membuatku semangat. Tak ada lagi yang istimewa dan spesial bagiku kini. Dulu padahal aku berharap menjadi orang tanpa cinta. Tapi kini aku baru menyadari bahwa ternyata tanpa cinta itu rasanya lebih menyedihkan daripadaku yang dulu.
Tapi, aku tak berharap juga untuk kembali seperti dulu. Yang begitu lemahnya dalam mencintainya. Tapi aku hanya berharap bisa bertemu dengannya lagi. Setidaknya untuk menuntaskan rasa rinduku yang dulu belum selesai dulu. Agar setidaknya aku merasa lega untuk melepaskanmu pergi dari hatiku.
Kini, aku hanya berharap aku bisa membuka hati untuk hati yang tulus mencintaiku juga. Bukan hanya aku sendiri yang berjuang. Tapi dia juga berjuang untukku. Karena cinta dibangun oleh 2 orang yang saling mencintai. Pada hakikatnya cinta tak melulu soal mencintai. Di dalamnya harus terbangun rasa saling percaya. Semoga aku akan bertemu denganmu lagi yang sudah bahagia suatu saat nanti. Dan aku akan temui kamu jika aku juga sudah bahagia.
Mungkin, sekali lagi untuk menatapmu,
Melihat senyum manis itu,
Seperti kala senja hari itu,
Semoga kita bisa bertemu lagi,
Dalam dimensi dan waktu lain,
Suatu saat nanti..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar