Meski pandangan kita tak lagi bertautan. Meski jalan kita tak lagi sejalan. Meski pada akhirnya tangan kita tak saling mengenggam. Tapi aku hanyalah sebutir debu. Yang lemah saat mencintaimu dulu. Aku bahkan tidak tau mengapa aku sangatlah lemah ketika aku mencintaimu. Aku tau aku lelah menunggu. Tapi, hebatkan aku bisa menunggumu sebegitu lamanya? Akankah kau akan berbalik menemuiku? Mungkin..
Tapi aku masih mau tersenyum untukmu, lagi. Untukmu yang disana yang masih dengannya. Dulu, aku tersenyum saat berada di dekatmu. Sekarang, aku hanya bisa menangis saat waktu tak lagi mempertemukan kita lagi. Aku tau aku tau, mungkin jiwamu tercipta bukan untuk menemani jiwaku yang sendiri. Ada dia yang sangat mencintaimu. Dia jelas lebih baik daripadaku. Dia jelas lebih segala-segalanya dibandingkan aku.
Aku masih bisa tersenyum kembali meski hatiku masih sakit. Tapi aku bahagia pernah mencintaimu. Mencintai seorang lelaki tampan dan baik hati sepertimu. Meski kamu bukanlah aku. Tapi aku bahagia karena pernah menjadi penyebab senyum manismu. Senyum manis yang kala itu sedang tertuju khusus untukku. Meski itu hanya sekilas tapi itu sudah cukup membuat aku lega. Apalagi saat aku berani melepasmu pergi untuk berlari. Berlari mengejar mimpimu. Mengejar apa yang menjadi inginmu. Bahkan mungkin jika nanti kamu kembali, aku bisa saja masih berdiri untukmu.
Tapi kini, aku harus tetap berpikir logis. Aku harus tetap tersenyum meski bukan kamu lagi penyebabnya. Meski radarku tak lagi menangkap jangkauanmu. Karena waktu memang telah memisahkan kita terlalu jauh. Kini, aku berhasil sedikit demi sedikit melupakan semua tentangmu. Semua yang pernah terjadi bahkan semua tentang penyebab tangisku dulu. Di kala dulu aku merindukanmu. Bahkan kejadian itu yang sampai kini pun tak bisa kuhapus tentangnya.
Kini, aku hanya berdo'a bahwa kebahagiaan kan selalu menjadi milikmu. Dia akan selalu menemanimu hingga hanyalah waktu yang memisahkan bukan karena adanya orang lain. Semoga pula kesuksesan kan selalu mengiringi derap langkahmu. Selamat malam dan bermimpilah dengan indah.
Terima kasih karena dulu kamu pernah menjadi penyebab bahagiaku,
Motivasi terbesar dalam pilihan dan langkah,
Meski kau yang telah jauh,
Semoga kamu selalu bahagia dengan dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar