Aku takut... aku takut mengagumimu terlalu jauh. Kamu masih terus memandangiku meski keramaian menjadi penghalang di antara kita. Namun aku merasa meskipun suasana ramai, aku tetap merasa bahwa waktu itu adalah waktu milik kita berdua yang hanya ada kamu dan aku. Aku memohon untuk terus membuat waktu seperti kala itu dengan tetap memandangimu yang bajunya mulai basah oleh keringat. Oh.. aku benar-benar akan mulai menyukaimu. Aku masih ingat betul bagaimana kedua mata itu memandangku. Aku tertegun dan tersenyum.
Waktu berlalu sejak kala itu. Aku masih saja terus memikirkanmu. Saat itu, aku belum mengetahui namamu. Aku mencari-cari hingga aku mendengar temanku yang sedang membicarakanmu dengan... kekasihmu!!! . Seketika hatiku bahagia campur hancur. Bagaimana tidak.. aku sudah mulai berharap namun dihancurkan begitu saja. Aku jadi semakin takut akan lebih mengagumimu. Namun waktu berjalan dengan cepatnya dan aku semakin dan semakin mengagumimu. Dan aku merasa mulai mencintaimu. Diam-diam memandangimu, diam-diam merindukanmu dan diam-diam mengagumimu. Waktu terus saja tak bisa terus-terusan mempertemukan kita. Aku juga diam-diam cemburu akanmu ketika kamu bersama kekasihmu. Tapi apa daya dan berhaknya aku? Saat itu, aku hanya diam menahan sakit dan tangis yang hampir jatuh.
Setiap harinya yang kulakukan hanyalah memandangimu diam-diam setiap melewati jendela kelasku mau sholat dhuha. Maklum kamu sudah kelas 12 ketika aku masih kelas 10. Tak ada seorangpun yang mengetahui betapa bahagianya aku ketika melihatmu meskipun sekilas dan itupun tidak setiap hari. Hingga saat ketika kamu mau ujian, semua kakak kelas meminta doa kepada adik kelas. Dan tepat saat aku memegang tanganmu aku berkata,"Semangat ya mas" dan jawabanmu sungguh singkat "Iya". Namun walau sesingkat itu, saat itu sudah mampu membuatku menangis saking bahagianya. Sebeginikah cintaku? Sebesar inikah cinta yang kurasakan sendiri? Rasanya aku ingin menyusulmu untuk memberi semangat saat ujianmu, mas. Tapi siapa aku? Tapi apa urusannya aku? Bahkan bila pun aku sudah bertemu denganmu, aku takkan bisa melakukan apapun untukmu. Aku takkan ada berarti apa-apa untukmu. Iya, karena hanya aku yang mencintaimu.
Sejak ujian telah berakhir, aku sudah tak pernah bertemu denganmu. Hingga ada acara sekolah bertemakan pagelaran seni dan musik. Di situlah, aku bertemu denganmu lagi. Dengan memakai setelan batik berwarna cokelat dan memakai sepatu nike hitam, kau datang sambil memandangiku. Aku tertegun malu dan berhasil memotretmu dari belakang. Sungguh indah! "Oh.. betapa aku sungguh merindukanmu, mas!!", ingin rasanya aku berteriak demikian. Hingga kamu berhasil mencuri hatiku lagi dan lagi dengan main drum dengan bandmu. Iya, kamu seorang drummer. Dan saat yang tak pernah kubayangkan, saat akan pulang, kamu memandangiku sambil tersenyum. Aku bingung dan malu tapi itulah momen terindahku bersamamu. Temanku bahkan bingung melihatmu. Andai saja kamu tidak memberiku senyuman itu, mungkin sekarang aku bisa melupakanmu. Hingga saat perpisahan tiba. Kamu sudah lulus dan sudah diterima di salah satu PTN dengan jalur undangan meskipun aku tau mimpimu bukan disitu. Disitulah perjuangan terakhir yang bisa aku lakukan dengan mengikuti tim paduan suara. Aku bisa melihatmu yang menggunakan kemeja putih berbalutkan baju toga. Kamu terlihat begitu mempesona dan selalu bisa membuatku jatuh cinta lagi dan lagi. Hingga, temanku ku gertak karena terus saja merengek ingin pulang sedangkan aku masih sangat ingin memandangimu, mas. Karena aku tau besoknya lagi dan besoknya lagi, aku takkan bisa memandangimu lagi.
Sejak saat itu, yang bisa aku lakukan hanyalah stalking twitter dan instagram milikmu. Aku hanya bisa menahan betapa aku merindukanmu. Semua tentangmu, aku menyukainya. Semua hal yang bermerek seperti nike, new balance dan juga membuatku ingin semakin lebih merawat diri juga karenamu. Aku mengenalnya benar-benar karenamu dan juga mulai menyukainya juga. Di perayaan ulang tahun sekolah tahun kemarin, aku menangis karena semua itu tak lagi sama saat ada kamu disana. Aku semakin merindukanmu, mas.
Biarlah.. aku yang begini. Waktu mungkin belum bisa menyatukan kita lagi. Jalan kita memang saling bersebrangan sampai sekarang. Tapi aku yakin Tuhan pasti tau apa yang terbaik untukku juga untukmu. Aku akan membiarkan menjadi seperti ini karena semakin aku memaksa melupakanmu, semuanya akan menjadi sia-sia karena aku akan terus mencintaimu dalam batas waktu yang tak pernah aku ketahui. Tapi aku yakin suatu ketika nanti akan ada waktu ketika kamu harus tau betapa aku sangat mencintaimu. Aku mencintaimu dalam keadaan apapun, bagaimanapun dan dimanapun. Semoga suatu ketika nanti kamu akan tau dengan baik bagaimana aku yang sangat mencintaimu.
Aku membiarkannya karena aku tau apa yang harus kulakukan,
Aku diam karena itu takkan berarti apa-apa untukmu,
Aku tetap bisu karena itu takkan bisa membuatmu bahagia seperti dia yang mencintaimu,
Aku tau Tuhan tau apa yang terbaik,
Tapi ketahuilah bahwa aku benar-benar sangat mencintaimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar