Blinking Cute Box Cat Welcome to my world. Still hard work to get my beautiful dreams!

Sabtu, 19 Juli 2014

Sudah Sekian Lama...

Waktu tepat berhenti selama beberapa detik saat pertama kali ku mengadahkan pandangan pada sesosok pria yang telah tepat membuatku tak lagi bisa bergidik dari tempat dan berlari sejauh-jauhnya. Dia, iya dia. Hanya dia yang bisa membuatku sedemikian gilanya memikirkannya. Kerinduan yang tak pernah berhenti dan selesai sudah sekian lamanya. Kebodohan yang belum bisa hilang karena begitu besar perasaan yang dirasakan. Semua orang boleh mengatakan aku gila. Iya, aku benar-benar sangat menggilainya. Semua orang bahkan boleh mengatai aku bodoh. Iya, aku memang sangat bodoh. Yang terus dan terus menunggunya, yang tak pernah tau bahwa dia sedang ditunggu.

Ingin rasanya aku mengatakan segala apa yang kurasa. Namun aku yakin semua takkan ada yang berubah. Karena aku tau hati seorang tak dapat dipaksakan begitu saja. Kamu mencintainya dan aku mencintaimu. Aku bukan seorang wanita penggoda. Aku memang sangat mencintaimu dan juga menginginkanmu. Namun akankah harus kurelakan kebahagiaanmu bersamanya hanya karena aku menginginkanmu? Seegois itukah aku? Tidak.. aku takkan bisa merelakan bahagia yang telah kalian rajut meski sudah sangat besar harap yang sudah kugantungkan.

Bagiku, mencintai yang penting dia bahagia. Begitupula denganmu. Meski sesakit apapun aku, aku takkan merelakan kebahagiaanmu hanya demi kebahagiaanku belaka. Meski sebesar apapun harapanku, aku mungkin takkan mampu menggantikan posisinya di hatimu. Jangankan hatimu. Mungkin aku bahkan takkan ada artinya dalam duniamu meskipun aku sudah berusaha sekeras apapun untuk menjadi terlihat untukmu. Aku hanyalah sebagian kecil dari pengagum paling ulung yang takkan pernah mampu mengatakan segala apa yang kurasa.

Anggaplah saja, aku hanya seperti kipas angin yang kau butuhkan ketika gerah menyerang. Yang rela berlelah memutar baling-balingnya hanya untuk mengeringkan peluh keringatmu. Yang tak kau butuhkan ketika sang raja dingin mulai menyerang benakmu. Atau anggap saja, aku seperti mainan usang masa kecil yang sudah kau tinggalkan dalam tumpukan sampah seorang diri, tanpamu. Berdebu, bau dan rusak. Itulah keadaanku.

Biarkan aku memelukmu di setiap rindu yang sudah mulai meronta-ronta. Biarkan aku menyandarkan kepalaku di setiap ruah tangis yang mulai tumpah ruah di sudut mataku. Biarkan aku tetap memandangmu selama mungkin, meski harus diam-diam kulakukan. Tolong, biarkan aku melakukannya.

Aku.. Hampir saja lupa. 
Tuhan yang mengatur dengan siapa kita berjodoh.
Tetapi dalam doaku, aku terus menyebut namamu.
Jika Tuhan tidak mengizinkan dan jika waktu tidak lagi mempertemukan kita,
Terima kasih telah singgah.
Selebihnya biar Tuhan yang menulis cerita kita, entah di kertas yang sama atau tidak.

Aku mencintaimu, merindukanmu tanpa batas. Kamu adalah satu-satunya orang yang sudah berhasil membuatku terus jatuh cinta dan merindukan tanpa henti hampir 2 tahun lamanya. Hatiku terasa tertutup rapat bagi siapapun lainnya yang mau masuk ke dalamnya. Oh.. aku mungkin sudah lupa caranya jatuh cinta. Meskipun sudah kupaksa seorang yang lain masuk sekalipun, bayanganmu tak bisa benar-benar terhapus begitu saja. Dapatkah kamu merasakan betapa besar cinta yang aku punya? Dapatkah Tuhan memberiku kesempatan untuk membuktikan kepadamu betapa cintanya aku pada seorang pria sepertimu? Dapatkah Tuhan membuatku melupakanmu kalau pada akhirnya, kisah kita takkan pernah menjadi satu. Kisah kita terus saja terpisah-pisah meski aku terus memaksanya. 

Dari gadis, yang selalu mengagumimu.. Mencintaimu dalam dimensi yang tak pernah dapat kau pahami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar