Padahal aku telah berusaha, ditambah dengan panjangnya rentetan do'aku, setiap malam. Yang teruntuk kedua orangtuaku yang disana. Yang sedang selalu berdo'a untukku. Untuk segala apapun yang terbaik untukku. Rasanya kini aku malu pada mereka. Membuatnya kembali kecewa. Hasil yang kini seperti mimpi buruk bagiku. Yang tak ingin rasanya kuingat detailnya. Apa dan bagaimananya. Karena rasanya itu terlalu sakit untuk diingat kembali. Kurasa jalan ini terlalu berkelok untuk kulalui, terlalu naif bagiku untuk berbohong pada hati yang terluka ini. Rasanya aku tak bisa lagi bernafas lega. Semua mimpi yang telah kugantungkan, ya hanya tetap akan tergantung. Jauh disana, aku rasanya ingin menangis. Pada sebuah pelukan, aku ingin menumpahkan segala kesalku. Sesalku yang tak bisa jadi lebih baik. Yang sekali lagi membuat kedua malaikatku kembali menangis.
Kini, aku hanya bisa berdo'a. Lebih memanjangkan do'aku yang terkadang tertunda. Kini, menangis pun rasanya tak pantas. Aku terlalu malu pada diriku sendiri. Seorang iblis kini menertawakan aku. Yang selalu menjadi nomor kedua tak pernah menjadi pertama. Bukan tidak pernah tapi jarang sekali terjadi. Aku hanya bisa berdiri mematung mengulang kembali apa yang telah terjadi. Mengingat apa yang sebenarnya salah padaku. Dan yang kulihat adalah aku yang terlalu ceroboh. Terlalu membanggakan diri yang belum tentu menjadi yang pertama. Terlalu banyak menuntut apa yang telah diberikan Tuhan. Yang sebegitu banyaknya hingga aku sendiri tak mampu untuk menghitungnya.
Mungkin Tuhan disana telah menuliskan sesuatu yang lebih indah daripada cerita hari ini. Memang tak mudah untukku menerima. Tapi aku yakin bahwa ada akan hari ini yang lebih indah. Sebuah cerita yang takkan pernah usai dan usai nya pun dengan senyuman mengembang di wajahku. Dan membuat membuat kedua malaikatku ikut tersenyum dengan apa yang aku capai dengan bulir-bulir keringatku.
Mungkin hari ini buruk bagiku,
Namun aku yakin akan ada hari ini yang lain yang tentunya menjadi lebih indah,
Dan membuat kedua malaikatku ikut tersenyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar