Mungkin aku yang terlalu bodoh terlalu menggantungkan harap yang tak pernah terwujud. Mungkin aku yang terlalu semudah itu jatuh cinta pada kekasih orang. Aku tahu itu salah, namun hal apa yang harus kulakukan untuk mencegahnya sedang hatiku menolak untuk tidak mencintaimu. Aku sudah mencoba beratus-ratus kali untuk melupakanmu namun apa daya hatiku semakin sakit untuk melakukannya. Serasa ingin ku buang hatiku saja karena ia tak pernah mendengarkan apa pintaku. Seharusnya ia menurutiku. Namun hatiku memberontak tak mau untuk melupakanmu. Hatiku malah semakin sakit untuk melupakanmu karena ia aku paksa namun yang ada malah semakin sakit dan terluka. Ya, memang aku terlalu mencintaimu dan tak pernah ku munafik tentangnya.
Kali ini waktu lagi-lagi mempermainkanku. Aku lelah untuk mencoba mengerti. Aku tidak lagi bisa mengerti apa artinya. Tapi aku harus mengerti apa yang diinginkan oleh waktu. Dia mengoyak-oyak kembali hatiku. Padahal aku sudah mencoba untuk membersihkan dari sisa-sisa puing harap yang lalu. Aku lelah untuk lagi berharap yang tidak pernah terjadi. Mungkin aku terlalu berharap. Sungguh sangat berharap meski aku tahu itu akan menyakitkan. Sesungguhnya aku tahu aku sakit dan tak mau untuk menambah luka yang hingga kini tak kunjung sembuh namun hatiku benar-benar tak mampu memunafikkan bahwa aku masih mencintainya.
Kamu ya tetap kamu. Masih selalu bisa membuatku terpesona. Masih selalu bisa membuatku tak berhenti untuk berdebar tak karuan. Aku masih mencintaimu. Seperti yang lalu. Dan bodohnya, aku masih mengharapkanmu. Dan berharap hari itu akan menjadi milikku bersamamu. Namun, itu tentu hanya khayalan imajiku semata. Sesungguhnya, aku lelah menjadi seperti ini. Rasa-rasanya aku ingin memutar waktu setahun lalu untuk mencegahmu datang ke hidupku bila pada akhirnya hatiku benar-benar terpatri untukmu. Mungkin aku menyesal. Namun, mencintaimu telah mengajarkan aku pada banyak hal.
Setahun lebih mencintaimu bukanlah hal yang mudah bila pada nyatanya kita tak pernah saling menyapa. Pada nyatanya kita tak pernah saling mengenal. Hanya aku yang selalu mengenalmu tanpa kamu mengenalku juga. Aku selalu muncul di setiap hampir semua sosial media milikmu. Mungkin karena kamu sudah memiliki kekasih jadi aku tak pernah terlalu ditanggapi. Padahal aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku mencintaimu. Sungguh jauh di dasar hatiku. Aku sangat mencintaimu dan mungkin sampai kapanpun, hanya aku yang merasakannya. Aku sangat mengharapkanmu dan mungkin sampai waktu tak lagi berputar, hanya aku yang mengharapkan kehadiranmu lagi. Dan bodohnya, aku tak bisa melupakan semua itu. Terutama senyuman itu. Oh, sungguh benar-benar aku mencintaimu!!!
Jadi, tetaplah hidup dengan tenang dan bahagia. Agar aku lega melihatmu dari kejauhan. Dan kapanpun bila kau ingin pulang, aku selalu dan akan selalu menyambutmu dalam hati yang akan tetap ada ruang kosong untuk kamu tempati kapanpun. Tapi janganlah kamu terlalu lama pergi agar ketika kamu pulang, hatiku tak ditempati oleh yang baru. Tapi sepertinya, hingga kini pun aku belum bisa melupakanmu jadi mungkin akan lebih lama untuk mengosongkan ruang di hatiku hanya untukmu seorang.
Tak ada kata yang lebih baik untuk mengungkapkan,
Selain kata cinta yang terucap dari hati yang tulus,
Yang akan selalu menunggu, kapanpun,
Tapi janganlah terlalu lama pergi jauh,
Jadi kejarlah bahagia sebanyak mungkin lalu temuilah aku,
Dan sediakan juga ruang kosong untukku tinggal, bersamamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar