Ternyata, butuh waktu untuk menyadari. Butuh pengertian untuk memahami. Butuh beberapa orang untuk kembali membuatku tahu bahwa kamu sangat sulit untuk dilupakan kenangannya. Banyaknya kenangan membuatku rasanya ingin menangis. Mengapa kamu yang sudah jauh. Mengapa kamu yang sudah tak ada lagi di sisiku bertahun-tahun lamanya lah yang tetap ada dihatiku hingga kini. Mengapa? Mengapa sulit untuk membuatku pergi dari jeratan cinta? Mengapa kamu yang sempurna yang telah mencuri hatiku lagi? Mengapa? Mengapa kamu yang aku cintai? Mengapa kamu hidup lagi di hatiku padahal kenangan bahkan kamu sudah ku kubur dalam-dalam. Mengapa baru sekarang aku menyadari?
Ternyata, cuma kamu lah yang membuat hidupku seperti pelangi. Kamu yang pertama kali mengajarkan aku tentang cinta mengajarkan aku bahwa hidup tak selalu berjalan lurus. Tapi adakalanya hidup itu membahagiakan. Dan kamulah salah satu pelengkap bahagiaku dulu. Mengapa hatiku kembali mencintaimu? Padahal kita telah terpisah jauh dalam ruang dan dimensi yang berbeda. Padahal kita telah berbeda jalan bertahun-tahun yang lalu. Tapi mengapa engkau kembali mengisi kekosongan hidup ini?
Aku baru menyadari sekarang, bahwa meskipun sudah ada beberapa orang yang keluar masuk hati ini, ternyata semua itu tak pernah mengubur sedalam-dalamnya kenangan kita. Kenangan kita bak hantu yang kini sedang menghantui malamku, siangku bahkan dalam mimpiku. Semua orang itu hanya sebagai pembelajaranku. Ada yang membuatku mengerti bahwa cinta itu tak harus memiliki. Ada yang mengajariku tentang penemuan jati diriku. Mengerti bahwa untuk tidak mudah terpengaruh pada tatapan mata. Untuk tidak mudah menyerah mengejar mimpi. Dan kini akhirnya aku menyadari bahwa hatiku itu rumahnya dihatimu. Tapi apakah kini kau menerimaku kembali atau bahkan kini rumah dihatimu telah ada yang mengisi? Mungkin.. tapi aku harap aku masih bisa masuk ke dalamnya.
Maafkan aku baru menyadari sekarang,
Setelah banyaknya sakit hati yang kurasa,
Aku baru mengerti bahwa rumah hatiku adalah di hatimu,
Aku merindukanmu, merindukan apapun tentangmu,
Ejekan itu, keisengan itu, kejailan itu, pertengkaran itu,
Aku merindukannya, bisakah kita ulang sekali lagi?
Mengulangnya untuk kedua kalinya...