Blinking Cute Box Cat Welcome to my world. Still hard work to get my beautiful dreams!

Kamis, 30 Mei 2013

Di Jauh Sana

Malam ini hujan semakin deras mengguyur, seperti hatiku yang kemarin tiba-tiba menangis saat mengingat kamu lagi. Dinginnya menusuk kulitku, memburamkan arah jalanku yang tertutup derasnya hujan malam ini. Aku kembali menangis seperti kemarin. Kembali mengingat tentang kamu lagi. Lagi-lagi mengatakan untuk tetap merindumu. Merindu yang tak pernah ada habisnya. Seperti tali yang tak putus. Memanjang terus tanpa tau ujungnya. Seperti cintaku yang tak pernah berujung. Berhulu-hilir pada arah mana. Berasal darimana pun pada arah mana aku tak tau. Kini, merindu akan jadi kebiasaan baru untukku. Untukmu yang akan jauh disana.

Sudah kucoba sekuat tenaga untuk melupakan apapun tentangmu. Lisanku sudah berkali-kali mengatakannya. Namun hatiku ternyata tetap bersikeras untuk tetap bertahan mencintaimu. Tetap mencintaimu dalam sepi. Tetap menunggumu dalam banyaknya cinta yang datang. Yang takkan pernah aku hiraukan. Karena hatiku takkan pernah berubah dari awal hingga kini. Mungkin semua orang takkan pernah mempercayai bahwa ini akan bertahan lama, tapi buatku dengan sedemikian waktu yang telah berlalu semakin menguatkan semua orang bahwa cinta ini akan jadi tetap tak berujung. Takkan ada akhir pemberhentiannya. Takkan tau waktu akan tetap berlalu atau hanya tetap diam tak bergidik. Disini, aku tetap terdiam tak bergidik, hanya untuk menunggumu. Meski akhirnya waktu tetap berlalu, tapi bagiku baru kemarin kau berikan senyum itu padaku. Sungguh, aku merindukan saat itu.

Hatiku masih mau untuk tetap disini, padahal sudah berjuta kali rasanya aku mengatakan untuk melupakanmu. Tapi lisanku ini hanyalah baju lusuh lemah yang takkan mampu mengalahkan kerasnya hatiku yang bagaikan kerangka tubuhku ini. Kini aku hanya ingin menangis tlah membiarkan semua menjadi sebegini rumitnya. Mengapa telah Tuhan izinkan hatiku untuk jatuh cinta dengan sebegitu rumitnya ini.

Dulu, aku percaya bahwa cinta lama-lama akan luntur ketika sudah jarang bertemu. Tapi, kenyataan kini yang memutar-balikkan apa yang menjadi keyakinanku dulu. Dari awal, aku memang sudah jarang bertemu denganmu. Setidaknya seminggu aku baru bertemu. Dan seringnya pun saat kau akan mempersiapkan ujian nasionalmu. Buktinya walaupun aku sudah jarang bertemu bahkan skalanya sangat jarang. Buktinya, cinta ini sudah ada selama 9 bulan untuk hari ini. Bayangkan saja, sudah selama itu aku masih bertahan. Bayangkan bagaimana sakitnya aku memendamnya sendiri. Tapi sudahlah tak usah kau pikirkan, ini semua salahku. Salah pada hatiku yang tetap membiarkan itu masih ada di hati yang semakin hari semakin besarnya tumbuh dan berkembang.

Kini, aku hanya dapat memelukmu lewat do'a. Yang kupanjatkan hampir setiap kalinya kuingat kamu. Semoga kau yang di jauh sana dapat tetap berbahagia. Semoga kau yang akan jauh dari jangkauan pandanganku akan tetap langgeng dengan kekasihmu. Cuma lewat do'a aku tetap akan memelukmu. Dengan sepenuh hati, cuma itu yang bisa aku lakukan. Di jauh sana, sukses ya dengan apapun yang kau lakukan disana. Disini ada aku yang mencintaimu bahkan lebih dari dia.

Untuk kamu yang aku cintai,
Yang berada jauh disana.
Pulanglah kapanpun kamu mau, hatiku akan tetap ada tempat untukmu tinggal.

Rabu, 29 Mei 2013

Tak Mudah

Aku merasa kejatuhan durian montok. Bukan karena aku ingin makan duren. Tapi aku kejatuhan durinya. Sakit sekali rasanya. Hatiku yang tercipta untukmu tak ditakdirkan untuk bersama. Kini ditambah lagi pengumuman tes yang tempo dulu kujalani. Aku dengan pedenya menjawab setiap pertanyaan yang diujikan. Dengan tersenyum mengembang keluar dari ruang tes waktu itu. Banyak yang telah menaruh harapnya padaku. Sulit rasanya kupercaya. Aku terlalu sakit untuk kembali terjatuh. Kegagalan selama ini rasanya cukup membuatku ingin menangis. Banyak orang yang datang padaku mengatakan untuk bersabar. Dan lisanku pun hanya mengatakan iya tapi sejujurnya rasanya sulit buatku merelakan.

Padahal aku telah berusaha, ditambah dengan panjangnya rentetan do'aku, setiap malam. Yang teruntuk kedua orangtuaku yang disana. Yang sedang selalu berdo'a untukku. Untuk segala apapun yang terbaik untukku. Rasanya kini aku malu pada mereka. Membuatnya kembali kecewa. Hasil yang kini seperti mimpi buruk bagiku. Yang tak ingin rasanya kuingat detailnya. Apa dan bagaimananya. Karena rasanya itu terlalu sakit untuk diingat kembali. Kurasa jalan ini terlalu berkelok untuk kulalui, terlalu naif bagiku untuk berbohong pada hati yang terluka ini. Rasanya aku tak bisa lagi bernafas lega. Semua mimpi yang telah kugantungkan, ya hanya tetap akan tergantung. Jauh disana, aku rasanya ingin menangis. Pada sebuah pelukan, aku ingin menumpahkan segala kesalku. Sesalku yang tak bisa jadi lebih baik. Yang sekali lagi membuat kedua malaikatku kembali menangis.

Kini, aku hanya bisa berdo'a. Lebih memanjangkan do'aku yang terkadang tertunda. Kini, menangis pun rasanya tak pantas. Aku terlalu malu pada diriku sendiri. Seorang iblis kini menertawakan aku. Yang selalu menjadi nomor kedua tak pernah menjadi pertama. Bukan tidak pernah tapi jarang sekali terjadi. Aku hanya bisa berdiri mematung mengulang kembali apa yang telah terjadi. Mengingat apa yang sebenarnya salah padaku. Dan yang kulihat adalah aku yang terlalu ceroboh. Terlalu membanggakan diri yang belum tentu menjadi yang pertama. Terlalu banyak menuntut apa yang telah diberikan Tuhan. Yang sebegitu banyaknya hingga aku sendiri tak mampu untuk menghitungnya.

Mungkin Tuhan disana telah menuliskan sesuatu yang lebih indah daripada cerita hari ini. Memang tak mudah untukku menerima. Tapi aku yakin bahwa ada akan hari ini yang lebih indah. Sebuah cerita yang takkan pernah usai dan usai nya pun dengan senyuman mengembang di wajahku. Dan membuat membuat kedua malaikatku ikut tersenyum dengan apa yang aku capai dengan bulir-bulir keringatku.

Mungkin hari ini buruk bagiku,
Namun aku yakin akan ada hari ini yang lain yang tentunya menjadi lebih indah,
Dan membuat kedua malaikatku ikut tersenyum.

Selasa, 28 Mei 2013

Kembalilah

Rasanya, mawar tak seharum dulu. Layu diterpa angin dan tersapu oleh badai. Sebuah rentetan cerita yang tak pernah sedetik pun terlupakan olehku seakan seperti mimpi buruk bagiku. Semuanya bak raksasa yang ingin menelanku mentah-mentah. Mengigau setiap malam memanggil namamu. Merindukanmu bagaikan hal yang haram untukku. Yang tak boleh kulakukan lagi. Aku tlah terbiasa, denganmu. Menikmati eloknya senja sambil memandangi indahnya dirimu. Dirimu yang dulu selalu ada disini. Membelai lembut helai rambutku setiap kali bertemu. Mengecup pelan keningku saat kau bilang merindukanku. Memberiku sebuah pelukan hangat ketika aku bersedih. Rasanya kau tak kuat bila melihatku menangis. Setiap hari kau perlakukan aku seperti putri raja. Terkadang aku adalah bonekamu. Yang setia kau bawa kemana pun kau mau.

Hubungan kita pun berjalan tanpa kelok-kelok kurasa. Semuanya jadi lebih indah semenjak adanya kamu. Seperti bintang yang butuh bulan untuk terlihat indah di langit. Atau seperti bunga yang butuh air untuk tetap mekar mengharum. Aku terlalu sangat terbiasa. Meski terkadang aku yang selalu mengalah padamu. Ketika emosi tiba-tiba bergelayut dalam benakmu, aku yang selalu mengalah untukmu. Aku yang terlalu terbiasa dijadikan boneka olehmu. Tak bisa memberontak keras seperti api. Aku tercipta hanya bisa menjadi air. Aku hanya bisa terdiam saat melihat ada kobaran api di matamu. Seperti layaknya serigala yang mau menerkam apapun yang ada di depannya. Aku hanya bisa tersenyum membiarkan tubuhku ada di pelukanmu. Memberikan kehangatan untuk memadamkan api yang membara.

Kamu terlalu sentimen,

Apapun yang kau lakukan semua dengan kemarahan. Dan aku hanyalah sebuah kain lusuh. Lemah tak berdaya dalam cinta yang menghanyutkan aku. Aku tenggelam dalam luapan cintaku sendiri. Sehingga sulit rasanya aku tuk bangkit berdiri kembali seperti layaknya ada kamu. Aku terlalu lemah tanpa adanya kamu. Aku yang terlalu sangat mencintaimu. Mengharapkanmu kembali kapanpun. Karena di dunia ini yang kumau hanya cintamu.

Aku merindukanmu yang dulu. Yang lembut saat membelai rambutku. Mengecup pelan pipiku. Memeluk aku saat aku menangis. Rasanya baru kemarin kamu ada disini. Aku tak mampu lagi menjalani hari tanpa kamu. Meski di lisanku berkata baik-baik saja. Tapi sejujurnya hatiku menangis, menangisi cerita panjang yang tak kurelakan untuk selesai begitu saja. Disini, aku merindukanmu. Menangis dalam sepi aku selalu menginginkanmu kembali.

Untuk kamu yang telah menyia-nyiakan aku,
Aku yang mencintaimu.

Senin, 27 Mei 2013

Percayalah

Percayalah,
Disini tepat di lubuk hati terdalam, aku menaruh harap padamu. Meski kau tak pernah tau bahwa ada aku disini selalu menantimu. Aku hanya bisa meminta pada Tuhan agar menyatukan waktu kita suatu ketika nanti. Menyatukan dua jalan yang sudah berbeda jauh waktu nanti. Aku tau memang rasanya tak mungkin. Tapi aku yakin Tuhan tau apa yang terbaik untukku. Entah denganmu atau yang lain. Aku tau akan menjadi indah pada akhirnya. Hanya mungkin akunya yang terlalu berlebihan dalam menunggu. Namun bagaimana caranya aku tetap disini sedangkan hatimu tak pernah ada disini buat aku. Rasanya egois bagiku memintamu memaksamu untuk ada disini, bersamaku. Tapi aku juga terlalu sakit untuk tetap menunggu disini.

Kamu yang telah berdua. Dengannya hampir 2 tahun lamanya. Tak mungkin rasanya kuhancurkan. Demi aku yang bahkan kamu tak mengenalku. Tapi aku mencintaimu, meski cintaku tak sekuat cintanya yang selama ini telah menemanimu. Tapi setidaknya aku mampu mencintaimu lebih dari dia yang lebih bisa membahagiakanmu. Asalkan kau mau menitipkan hatimu kepadaku. Kan kurawat dengan sepenuh hati dan takkan kurelakan untuk tersakiti sedikitpun. Bahkan aku rela menyerahkan ragaku untuk tersakiti demi bahagiamu. Karena yang penting adalah kebahagiaanmu. Cuma itu yang mau,

Selama ini aku terlalu lama diam, bersama sepi aku selalu mengungkapkan cintaku yang takkan mungkin kan kau dengar. Namun, aku juga sebagai wanita juga rapuh dalam mencintai. Kamu yang sepertinya telah bahagia tak mungkin tiba-tiba aku masuk dalam cerita panjang kalian. Tapi aku juga manusia yang juga bisa sakit. Sakit dalam merindukanmu. Sakit dalam mencintaimu. Tapi dengan waktu yang tidak singkat ini, aku hanya ingin mengungkapkan. Meski ini tak mungkin kau dengar. Tapi ini terungkap dari lubuk hatiku yang terdalam. Yang mencintaimu dengan begitu tulusnya.

Meski nantinya kau akan mengejar mimpimu jauh disana. Cintaku akan selalu mengiringi keberhasilanmu. Dengan setia aku selalu menyebut namamu dalam setiap lirih do'a setiap waktunya. Meski kau tak mendengarnya, kuharap do'a ini mampu mengiringimu yang kan jauh dari jangkauan mataku. Yang takkan pernah kembali untuk tetap disini dalam radarku. Yang tetap ada untuk selalu dapat kupandangi hadirmu. Aku akan sangat merindukanmu. Sangat! Tapi aku akan menjadi sangat egois untuk tetap memintamu disini.

Disini, aku akan menunggumu. Dengan sekuat ragaku masih tetap berdiri, masih bisa menghela napas, masih dapat memandang indahnya langit disana untuk menyampaikan salam rinduku saat kau jauh nanti. Kuharap kelak, Tuhan kan menyatukan jalan kita yang telah berbeda dari awal. Meski begitu, disini tepat dihatiku aku akan selalu menunggumu. Selalu disini entah sampai kapan. Yang jelas, aku sangat mencintaimu. Jadi kembalilah saat kau sudah berhasil dan percayalah bahwa disini aku selalu mendo'akan apa yang menjadi terbaiknya kamu. Percayalah bahwa masih ada aku disini yang mencintaimu. Jadi kembalilah ya!

Untuk kamu yang akan masuk ke militer,
Selamat berjuang ya!

Sabtu, 25 Mei 2013

Saat Waktu Tlah Berlalu

Nanar ku pandang foto berdua. Saat kau dan aku tertawa lepas seperti tak memiliki beban sama sekali. Saat cinta masih membumbung tinggi di atas mengatas bak galaksi. Saat rindu masih sering bergelayut dalam relung hatiku. Tapi aku kini sendiri, terdiam lesu. Sebenarnya apa yang telah terjadi aku pun tak mengerti. Seperti yang lalu aku memang masih bisa tersenyum bernafas lega. Tapi rasa-rasanya kini ada yang kurang. Aku tak tau apa tapi memang sudah terasa sejak kau memutuskan segalanya. Tentunya antara aku dan kamu. Aku masih tak mengerti apa yang sedang kualami kini. Rasanya terlalu gelap untukku menatap. Aku juga tak tau apa yang harus kutatap kini. Semua yang pernah berlalu seakan hanyut bersama gelombang. Yang seketika membuat segalanya pergi. Mustahil semuanya berakhir.

Padahal rasanya baru kemarin kau mengatakan perasaanmu. Rasanya baru tadi pagi kau masih tersenyum kepadaku. Menyapa saat aku pertama kali membuka mataku setelah bangun dari mimpiku dengan pesan singkatmu yang seketika semangatku menjadi terpompa kembali. Ya,sejak ada kamu, aku terbiasa untuk menjadi begini. Mendapat pesan darimu rasanya menjadi senang sekali. Bahkan saat mendapat namamu tertera di layar handphoneku ketika kau menghubungiku.

Kini semua bungkam. Kau yang kini tak kudapati dimana. Dan aku jua tak tau keadaanmu sekarang. Rasanya aku merindukanmu. Hanya foto yang dapat menyegarkan kembali suntuk hidupku yang sedang berusaha mencari jawaban atas kejadian yang tak ku mengerti ini. Semuanya menjadi seperti awal saat sendiri. Tanpa aku mengira akan menjadi begini akhirnya. Dulu, aku telah memimpikan tuk membangun rumah yang berpondasi cinta dan beratapkan kesetiaan. Dan hanya kita yang berada disitu. Disertai rasa saling percaya yang membuatnya semakin kokoh. Dulu rasanya jalan kita tak berkelok-kelok. Kau juga sudah bilang bahwa takkan ada wanita lain. Dan begitu sebaliknya aku.

Kau bilang aku yang mengkhianatimu. Kembali aku mengulang memoriku. Setahuku aku tak pernah mengenal lelaki lain selainmu. Kecuali temanku maupun sahabatku. Aku bukan seorang yang hidup di zaman kartini yang tak mendapatkan hak kebebasan. Aku juga butuh sahabat lelaki untuk berbagi cerita selainmu. Mungkin bagimu itu menyebalkan. Tapi bahkan kau masih pernah pergi dengan mantanmu. Mantanmu! Bahkan aku sudah tidak pernah bertemu lagi dengan mantanku. Aku sudah pernah bilang bahwa aku akan menjalani ini dengan komitmen. Jadi rasanya aku tak pantas untuk mendua darimu. Kau yang bahkan lebih baik daripada dia. Tak mungkin kusia-siakan engkau. Kau yang pertama kali kulihat dengan gaya yang keren memikat hatiku. Dan ternyata pesonaku juga memikatmu.

Tapi itu dulu,

Rasanya tak kurelakan waktu berlalu. Sia-sia rasanya aku berdiri disini menunggumu. Yang tak jua kembali. Disini, di hatiku, aku harap kau akan kembali. Tapi yang kudapati, kau telah menemukan wanita yang sepertinya jauh lebih baik. Dan kau mempermainkan kembali hatiku dengan cara kau ingin balikan denganku dan mengatakan bahwa wanita itu hanya temanmu. Dan yang kudapati lagi adalah, aku hanyalah sebagai pelarian saja selama ini. Dia yang seharusnya bersamamu. Tapi mengapa selama ini rasanya hari lalu terasa begitu indah. Dan kau tampak tulus denganku. Mengatakan cinta setiap harinya. Mengucapkan selamat malam saat aku mulai terpejam bahkan pernah memainkan sebuah lagu dengan gitarmu di depan banyak orang demi aku.

Apa maksudmu?

Mengapa kenyataan membalikkan segala fakta yang lebih menyakitkan? Mengapa fakta tak sesuai kenyataan? Mengapa selama ini kau tampak tulus dalam membina hubungan ini? Dan kau telah berhasil membuatku bertekuk lutut menghamba pada cintamu. Merintih pada lukaku yang telah kau buat untukku. Sakit rasanya. Tapi melihatmu tersenyum meski dengannya, aku merasa bahagia meski hatiku sedang merintik air mata pilu. Terima kasih telah memberi sedikit waktu untuk kembali merasakan cinta ketika hatiku yang sedang kalut karna dia. Pernah menjadi kekasih terbaik untukku. Meski tanpa kutahu aku hanya pelarianmu semata. Rasanya tak mungkin tapi kau yang telah mengatakannya padaku. Cuma aku yang menangis. Cuma aku yang terdiam. Tak tau apa yang harus kulakukan. Kini meski hatiku masih terluka, aku harap semuanya akan menjadi seperti semula seperti saat dirimu belum datang dalam hidupku. Terutama hatiku.

Untuk kamu yang pernah ada dihatiku bahkan hingga kini.
Kau yang sudah tersenyum bersama cinta yang sebenarnya.
Dan disini aku hanya bisa tersenyum untukmu.

Ketika Dulu,

Kau yang masih bergeliat malu mengungkapkan sesuatu yang begitu penting sepertinya. Dengan mimik khas layaknya anak kecil yang meminta dibelikan permen padaku. Kau seperti mereka yang suka main layang-layang dengan cara menarik ulur hatiku bagai hatiku ini seperti karet yang elastis. Kau yang selalu bergeming mengatakan apa yang seharusnya kau katakan. Bergetar rasanya aku ingin mendengarnya. Kamu yang selalu berusaha menutupi perasaan yang sebenarnya telah sama-sama kita rasakan sejak awal. Aku selalu menunggunya. Ingin rasanya ku berteriak sekencang-kencangnya. Namun pahamilah bahwa aku wanita yang hanya bertugas menunggu pernyataan darimu. Namun aku cukup lelah rasanya.

Hingga akhirnya waktu yang telah menunjukkan semuanya. Dengan semua keberanianmu kau mengutarakan beberapa pernyataan indah bahwa kau mencintaiku. Ingin rasanya ku terbang. Menembus indahnya langit biru disana. Menari-nari di bawah rintik-rintik hujan sambil memeluk hangat tubuhmu. Tergeletak diantara jutaan bunga yang mekar mengharum menusuk hidungku. Aku tau sejak awal bahwa kau lah yang teristimewa. Selalu menjadi yang teristimewa bahkan setelah hari ini. Tak akan ada hal lain yang akan kulakukan selain denganmu. Selalu ingin di dekatmu. Bahkan saat kau jauh, aku selalu ingin tau bagaimana keadaanmu. Ingin rasanya menjadi seperti ini seterusnya. Semua hal terburuk sekalipun akan kulalui dengan senyuman. Asalkan masih denganmu.

Hingga,

Sikapmu tak lagi seperti dulu. Meskipun kau tak merasakannya. Namun aku tau bahwa kini sikapmu berubah. Kamu yang kucinta hingga kini tak mungkin ku lepaskan begitu saja. Dengan rentetan cerita kenangan yang takkan bisa kulupakan bahkan bila aku kehilangan memoriku. Karena, kenangan denganmu ini sudah kusimpan rapat tepat di dasar lubuk hatiku. Terdalam sangat dalam. Takkan dapat kau jangkau bahkan aku sendiri mungkin akan susah menggalinya. Aku tau semuanya telah berubah. Meski kini kau masih bersamaku. Rasanya, pikirmu sedang tak bersamaku. Entah melayang kemana perginya. Meskipun aku masih bergelayut manja di pelukmu. Rasanya, pelukmu tak sehangat dulu. Meski aku masih sering mengecup mesra pipimu. Rasanya, pipimu tak semerah dulu saat ku kecup pertama kalinya. Meski hampir setiap harinya aku masih menelponmu. Rasanya, balasanmu tak semesra dulu.

Entah pada bagian manakah yang berubah. Rasa-rasanya semua telah berubah tak seperti awalnya. Hingga akhirnya kau memutuskan untuk mengakhiri hubungan yang telah lama kita jalin ini. Hanya aku yang menangis. Meminta penjelasan sejelas-jelasnya. Kau malah berlari menjauh enggan tuk ungkapkan.

Sayang, kamu kenapa?
Kenapa semua yang telah kita bangun kau hancurkan begitu saja?
Mengapa? Ada apa?
Apa salahku?

Setiap malam, aku selalu termenung. Biasanya, aku selalu menelponmu karena aku merasa kurang bisa tidur. Tapi setelah mendengar suaramu rasanya sudah lega. Dan tidurku pun seperti terjaga olehmu. Kini, handphoneku tak bergeming dengan layar bertuliskan namamu. Kini yang tampil hanya wallpaper kita berdua sedang tersenyum lepas memandang eloknya senja di ujung hari waktu itu. Kau tampak gagah hanya berpakaikan kaos putih dan celana pendek beserta sepatu ketsmu yang membuatku makin merindukanmu. Dan aku yang memakai dress selutut bunga-bunga dan sepatu flats merah pemberian darimu yang sangat cantik terlihat pada foto ini. Kita sedang tertawa dan kini aku merasa bahwa ini adalah reka belaka. Foto palsu!

Kini, aku tak bisa lagi menghubungimu. Entah dimana sekarang entah sedang apa kau sekarang aku tak tau. Hanya foto dan bekas pesanmu di handphoneku yang hampir setiap hari aku pandang. Hingga rasanya bisa membuat rona senyumku kembali mengembang disaat hati ini kembali merindukanmu. Rasanya, sulit bagiku untuk melepas segalanya. Semuanya terasa menjadi gelap saat kau tak ada lagi dalam radar jangkauanku. Kau terlalu jauh untuk kugapai, kuseret kembali untuk menyelesaikan episode cerita kita yang rasanya tak kurelakan untuk berakhir.

Hingga akhirnya aku menemukanmu sedang berdua dengan wanita lain. Dia cantik, anggun dan tampak sangat kharismatik. Kudengar dia adalah model. Pantas saja dia cantik. Kini akhirnya aku temukan jawabannya sendiri. Mengapa dan ada apa. Yang jelas, dulu aku sudah benar-benar memberikan hatiku seutuhnya. Tanpa minta balasan, aku hanya ingin kamu berbahagia. Tapi, apakah dia yang lebih dari segalanya itu akan lebih bisa menghadapi semua sikapmu yang terkadang masih emosian? Ya, aku harap dengannya takkan terjadi seperti yang lalu. Cukup aku yang kau goreskan luka. Aku takkan bisa mengira bagaimana seorang wanita cantik yang kau genggam tangannya itu saat tau bahwa cintanya akan jadi hancur sepertiku.

Terima kasih sudah pernah menjadi seorang yang mencintaiku,
Aku yang pernah ada di hatimu,
Yang mencintaimu.. Dulu!

Jumat, 24 Mei 2013

Aku Nggak Punya (Alasan)

Disini aku selalu menantimu...

Dengan berbulir-bulir air mata aku selalu menggemakan namamu. Merindukanmu yang cukup sering bahkan sudah menjadi kebiasaanku setiap harinya. Bahkan ketika kamu masih berada dalam jangkauanku. Bahkan setelah ujian selesai kau menghilang bak ditelan bumi selama seminggu. Dan setelah pelaksanaan PANIK! kau menghilang lagi selama dua minggu. Ya Allah, sepertinya aku harus terbiasa dengan kerinduan-kerinduan yang takkan terselesaikan lagi. Aku tersiksa menjadi seperti ini. Tapi hatiku terlalu kuat menancapkan panahnya kepadamu.

Tapi kau tidak pernah mengembalikannya lagi. Setelah 2 minggu nggak ketemu, hari ini aku ketemu lagi sama kamu. Dengan wajah penuh tawa kamu sedang terduduk tersenyum bersama teman-temanmu. Kau memang tak bisa terelakkan dalam pandangan mataku. Kau yang teristimewa dihatiku. Mengajarkan sebuah rasa yang harus kusimpan rapat karena kau telah memiliki kekasih. Aku tau itu, tapi rasanya aku sudah terlalu terbiasa untuk melihatmu dari kejauhan dengan kekasihmu. Aku tau aku cemburu. Sangat cemburu! Tapi aku benar-benar tak bisa menjelaskan bagaimana dulu kamu bisa membuatku jatuh cinta. Aku nggak tau mas kenapa. Yang kutau, aku hanya ingin bersamamu dan menginginkan kamu selalu ada di dekatku. Menikmati senja di ujung hariku. Aku sepertinya sudah terbiasa untuk selalu merindu. Yang tak pernah terselesaikan.

Setelah nanti wisuda, kita takkan pernah bertemu lagi. TAKKAN!!! Aku tau itu, rasanya aku ingin mengulang waktu kembali dimana kamu tiba-tiba datang ke dalam hidupku. Membawa sejuta pesona yang tiba-tiba tanpa kusadari bisa membuatku jatuh cinta. Rasanya munafik, untuk menahanmu tetap disini. Padahal inilah saatnya kamu untuk meraih cita-citamu. Dan tentunya aku nggak punya alasan untuk membuatmu tetap tak bergeming meninggalkan tempatmu kini. Aku tentunya juga tak punya alasan untuk tetap di dekatmu. Dan kau ada di radarku kini. Tapi aku nggak punya alasan untuk aku tetap berdiri memandangimu dari dekat lagi. Aku nggak punya alasan lagi. Dulu, waktu dulu saat kau tersenyum tak ku balas. Aku menyia-nyiakannya. Aku terlalu bodoh terlalu salah tingkah sehingga tak bisa membalas senyum kamu. Aku ingin memutar waktu itu kembali Tuhan.

Sekarang, aku hanya bisa dan hanya bisa berkata dalam hati bahwa aku merindukanmu. MERINDUKANMU!!! Hanya bisa kuungkapkan dalam hati saja. Bahkan aku tak bisa bergeming untuk kuungkap dalam lisanku. Aku terlalu lelah untuk mengatakannya. Menangis dalam sepi, diam aku selalu memikirkanmu. Mendo'akanmu setiap aku mengingatmu. Dan mengingatmu hampir kulakukan setiap hari. Setiap waktu yang berlalu. Memikirkan sedang apa kamu. Membanding-bandingkan kamu dengan lelaki lain yang juga suka padaku.Tapi ingatlah bahwa cuma kamu yang istimewa di hatiku.

Aku cuma ingin kamu disini. Sama aku, melalui sebuah kehidupan yang penuh dengan air mata ini. Dengan segenap hatiku, aku akan selalu menunggumu. Dalam diam,aku selalu berdo'a apa yang menjadi terbaik buatmu. Semoga kamu bahagia selalu dengan siapapun itu atau dengan mbaknya.

Untuk Seorang Yang Telah Ada Dihatiku,

Buat Kamu Yang (Sempurna)

Aku merasa merindukanmu akhir-akhir ini. Karena hingga kini aku tak bisa menggantikan posisimu menjadi sahabat terbaikku. Sahabat cowok terutama. Kamu yang paling spesial hingga kini. Aku merindukan masa-masa dulu ketika kita masih berdua masih bersama. Bukan sebagai pasangan kekasih. Tapi sebagai sahabat yang saling mencintai. Aku ingin kembali ke masa itu. Tapi mana mungkin kamu mau kembali ke dalam masa yang (mungkin) terburuk untukmu. Hari-harimu dipenuhi kebahagiaan, kemewahan, dan intinya semua yang paling sempurna di dunia ini.

Kamu yang tercipta sempurna. Sangat sempurna!!! Tercipta dengan rupa yang rupawan diberkahi otak yang luar biasa. Ditambah bakat-bakat yang tak bisa kuhitung dan hampir semuanya berhasil. Nilai akademikmu bagus. Dan kau juga bisa main piano juga bisa menyanyi. Sepertinya aku tak pantas lagi untuk merindukanmu. Sekarang kau terpilih sebagai perwakilan kota. Itu semakin menciutkan nyaliku untuk mengatakan merindukanmu. Sepertinya sangat tak pantas bagiku. Kau yang luar biasa sempurna yang pernah kutemui. Dengan limpahan materi dengan otak brilian dan segudang bakatmu yang membuat banyak orang akan ngiri padamu. Kamu yang dengan bangganya mengatakan "kalau aku sombong kenapa?", Iya pantes kok kamu ngomong gitu. Toh,kamu udah punya segalanya. Nggak perlu orang kayak aku. Yang pernah hadir di hidupmu. Bahkan hatimu!!

Meskipun dulu kau tak mengatakan ingin jadi pacarku tapi setidaknya aku tau kalau kamu juga sayang sama aku. Cuma akhirnya kamu pacaran sama temenku. Tapi kamu jadi sahabatku saja sudah paling sempurna yang pernah terjadi dalam hidupku. Setidaknya aku pernah punya kenangan untuk masa depanku nanti bahwa aku pernah punya sahabat sesempurna kamu di hidupku. Meski kau tak lagi menganggapku, meski kau tak mengakui dulu kita dekat. Bukan karna kau mengatakannya. Tapi melalui sikapmu itu yang menunjukkannya.

Sumpah ya aku kangen banget sama kamu yang dulu. Yang lucu,telpon berjam-jam. Ngejek kelinci lah ngejek ibuku dulu suka deket-deket sama anak kecil lah karena aku 'pelo' , Aku masih inget lho asal kamu tau. Inget sama surat itu, surat yang kamu namai asli tulisan kelinci. Maaf ya aku lupa surat itu sekarang ada dimana. Tapi lucu deh. Aku bahkan masih inget tanggal-tanggal spesial kita. Bukan kita ini tentang aku. Tanggal dimana kita berdamai, tanggal dimana kita berjatuhan bersama dan hari dimana aku ketemu kamu lagi setelah 6bulan lose-contact sama kamu. Karena aku nggak tau kalau kamu lagi marah. Aku masih inget lho.

Tapi ya sudahlah, sudah bukan saatnya aku merindukanmu. Waktu telah memisahkan kita cukup jauh. Disini, di memoriku. Aku hanya bisa memandangi sebutir-butir keberhasilanmu. Dengan tersenyum dan bangga. Bahwa aku pernah jadi sahabatmu. Pernah jadi bagian dari hidupmu. Dan pernah ada di hatimu meski sementara. Terima kasih karena kamu udah kasih aku kenangan tentang persahabatan dan cinta yang luar biasa kepadaku. Semoga kamu tetap bahagia dengan siapapun itu. Aku disini cuma bisa mendoakanmu sambil tersenyum.


For my best ever friend,
Although you don't know..
Here,I miss you...

Kamis, 16 Mei 2013

Merindukanmu...

Hal yang sangat kubenci hal yang sangat menyiksaku.. Yaitu merindukanmu! Ya, kini aku sedang merindukanmu. Merindukan sorotan mata indahmu itu dan senyuman manis yang kau berikan dulu. Meski kau bukan milikku, meski kita tak saling mengenal tapi perasaanku tak pernah berubah untukmu. Aku selalu bahagia setiap lihat statusmu terpampang di 'timeline' twitterku. Membuat jiwaku semakin memanas saking merindunya aku padamu...

Meski kau tak tau betapa rasa ini terlalu menggebu. Melayang terhempas di lautan. Semakin mengiris hati yang lukanya tak pernah sembuh. Tapi aku tidak pernah menyesalkan pertemuan ini. Yang membuat aku seketika jatuh cinta padamu. Aku tak pernah menyesalkan pertemuan ini meski hanya singkat. Bahkan kita belum sempat untuk berkenalan pun, kau kini akan pergi jauh melanglang dari jangkauanku. Kuyakin rindu ini akan semakin menggebu. Setinggi-tingginya bahkan hingga mencapai galaksi.

Setiap kita bertemu, ingin sekali rasanya ku berteriak kencang memanggil namamu. Menuliskan sebait dua bait puisi cinta di langit. Agar semua orang tau aku merindukanmu. Lalu memelukmu erat dan menangis peluh di pelukmu. Tapi tak mungkin! Kau ada di pelukan orang lain. Ingin rasanya ku putar ulang dan ku cegah kalian bersatu. Dan aku datang pada saat hatimu sedang kosong. Namun, kini impi hanya untuk sebagai kenangan. Semuanya tak mungkin kuhancurkan begitu saja. Sebuah hubungan yang telah kalian bangun bertahun-tahun. Lebih tepatnya 2 tahun lamanya. Tapi aku mencintaimu!!!

Apa salah aku jatuh cinta padamu yang telah berdua? Diam-diam menaruh hati yang telah terluka ini. Tak pernah ada cinta yang datang memelukku. Kamu yang kuharapkan tak pernah datang, tak pernah berusaha menenangkan hatiku yang semakin tak karuan karna merindumu. Aku bodoh!! Terus memikirkanmu yang bahkan tak pernah memikirkanku. Aku terlalu buta oleh cinta, terlalu buram oleh air mata yang terus berjatuhan karena terus merindukanmu. Aku tak bisa lagi berdiri, kakiku terlalu pincang untuk kembali berdiri menatap dunia. Air mataku tak hentinya berjatuhan. Menyisakan sebuah perih di hati yang tidak pernah terobati.

Kamu...
Kamu...

Cuma satu dihatiku. Cuma kamu yang terbaik untukku. Hatiku tlah tercuri olehmu. Dan akibatnya aku tak bisa lagi untuk mencintai yang lain selain kamu. Otakku tlah terhipnotis olehmu yang akibatnya aku tak bisa lagi memikirkan yang lain selain kamu. Ya cuma kamu.. Aku tak pernah sedetik pun mengalihkan pikirku selain kamu. Cuma kamu hingga kini. Yang slalu kurindukan, Yang slalu kunantikan hadirnya dalam hidupku. Meski sedetik dua detik berlalu di depanku. Aku sungguh sangat merindukanmu. Andai kau tau bagaimana aku mencintaimu. Selalu dan selalu mencintaimu. Aku terlalu tersiksa mengatakan merindukanmu. Tapi inilah nyatanya bahwa memang aku merindukamu. Sangat,

Kini kau akan pergi menimba ilmu yang nan jauh dari jangkauan mataku. Radarku tak bisa lagi menerka berapa jauhnya. Mataku terus buram, semakin jauh rasanya dirimu dari hidupku. Aku ingin kamu selalu disini. Meski kau disini bukan sebagai milikku setidaknya aku masih lega kau masih bernapas dan berdiri tegak di dunia. Itu karena kekuatan cintaku lebih besar daripada bom atom atau nuklir sekalipun. Cintaku dapat mematikan semua jenis organisme bila aku sedang merindukanmu. Seperti layaknya nuklir aku ingin meledakkan cintaku, menghapus segala ingatan tentangmu. Sirna-kan semua rasa yang pernah hadir dan menghapus semua cerita bahwa aku pernah jatuh cinta padamu. Ingin rasanya aku jadi 'amnesia' agar aku bisa cepat melupakan segalanya tentangmu.

Aku terlalu lelah terus merindukanmu. Menyembunyikan semua perihku dengan gelak tawa. Itu terlalu sakit bagiku. Tapi apalah yang dapat ku perbuat, aku bukanlah siapa-siapa bagimu. Bahkan aku bukanlah sebab dari senyumanmu setiap harinya. Ingin rasanya aku mengenalmu. Menunjukkan semua rasa cintaku yang semakin sakit kupendam sendiri. Tapi aku tau kamu masih punya dia. Yang tak mungkin aku hancurkan.

Terima kasih ya,
Sudah pernah memberikan aku sebuah senyuman termanis,
Sudah pernah menatap indah jauh ke lubuk hatiku,
Kau sungguh adalah pelangi terindah,
Yang pernah ada dan akan selalu ada,
Tepat di lubuk hatiku,
You're my inspiration **

Senin, 13 Mei 2013

Sakit atau Marah?

Rerumputan berkata,
Melontarkan sebuah cacian menyakitkan...
Saat pelangi tak lagi mau menampakkan diri..
Jauh dari jangkauan, awan menangis setiap hari...
Mengayunkan kilatan yang pasti membuat terheran...
Sebegitu marahnya kah?
Saat matahari juga tak mau menampakkan sinarnya..
Seketika bumi menjadi gelap..
Dengan dinyanyikan nada yang menyayat hati...
Berlari tak mengarah,
Aku terjatuh...
Meninggalkan sebuah jejak perih,
Mendera dada, menggores hati...
Aku tersungkur...
Mengadu pada kubangan peluh...
Menitik pada sebuah rentetan cerita..
Yang melukai hati siapapun yang tau...
Mengerti akan arti kamu..
Dan mengerti tentang arti aku...
Yang selalu terjatuh saat mengejar pelangi...
Yang tak pernah tau,
Disini ada seorang yang lemah...
Yang gelap buram akan air yang tak henti berjatuhan...

Just for my love --

Kalau Boleh (Berharap)

Aku nggak tau kenapa mesti nulis post ini, *orjustmyopinion.
Aku cuma pengen nyampein aja sih meski dia nggak tau, siapa tau diam-diam kamu buka twitterku dan baca post ini *maybe.

Aku tuh jatuh cinta sama kamu udah 8bulan lamanya. Setiap hari kamu cuma bersliweran sekilas. Tapi aku sudah merasa cukup bahagia untuk itu. Meski kamu nggak tau kalau aku slalu mandangin kamu. Kamu yang sering banget bareng pacarmu *hiks. Aku udah terbiasa kok untuk memandangi adegan itu. Sudah terbiasa menahan rasa sakitku. Ya, aku terlalu lama menahannya. Ingin rasanya kutumpahkan semua rasa sakitku, tapi nggak mungkin!!! , Aku yang bodoh diam-diam mengharapkanmu. Mengharapkan kembali putaran senyum-mu waktu itu. Yang memandangiku jauh dari lubuk hatiku. Aku ingin memutarnya kembali. Tapi aku terlalu sangat berharap kan terulang kembali. Hal terbodoh yang sangat kusesali.

"Tidak memberikan balasan atas senyum kamu waktu itu"

Ya,  aku sangat menyesalkan itu. Tapi aku juga tak boleh berharap banyak. Kamu yang masih setia sama pacarmu. Yang terus tersenyum disampingnya. Aku bahagia kok ngeliat kamu masih bisa senyum. Meski bukan aku itu penyebabnya. Setidaknya, kamu pernah bisa tersenyum manis buat aku. Itu hal yang paling menakjubkan yang tak pernah kubayangkan. Andai, Andai, Andai dapat kuputar ulang waktu. Akan kulakukan lagi yang waktu itu seharusnya kulakukan. Aku yang terlalu salting dikasih senyum terindah itu. Tapi aku bersyukur sudah diberi waktu beberapa menit untuk melihat senyum dan tatapanmu yang tertuju kepadaku. Akan kutunjukkan pengorbananku di wisudamu nanti. Meski awalnya aku sakit, tak apalah jika hanya untuk dirimu. Aku akan menjadi paduan suara, bagiku itu sudah cukup untuk mewakilkan isi hatiku. Meski kau tak tau itu aku. Meski kau tak akan pernah tau isi hatiku. Tapi aku tetap bahagia pernah jatuh cinta sama kamu. Pernah dapet senyuman termanis darimu.

Kini, kau akan akan pergi jauh dari pandanganku. Mataku tak bisa lagi menerka berapa jauhnya. Karena kau memang akan jauh melewati batas area pandanganku. Kau takkan bisa lagi kulihat, tak bisa lagi kudengar riak suaramu. Tak bisa lagi menatap indah sosokmu. Aku pasti merindukan semua itu. Kini, aku mulai membiasakan diri untuk hanya bisa selalu memandangi fotomu di layar kaca. Membendung semua tangis yang hampir tumpah ruah. Kini, aku terbiasa untuk berkata "merindukanmu", Tapi aku juga sudah terbiasa selalu merindukanmu. Dulu, saat kau masih bersekolah. Walau kita satu sekolah, kita sangat jarang bertemu. Mungkin kamu sibuk dengan persiapan ujian dan aku sibuk dengan sekolah yang semakin rumit rasanya. Tapi, saat bertemu denganmu, rasa-rasanya dunia ini menjadi sangat indah sekali *bukanlebay. Ini kenyataan apa yang aku rasakan saat bertemu denganmu setelah sekian lama tak bertemu. Rasa sakit seakan sirna dengan cepat dan berganti menjadi sebuah keajaiban yang tak pernah aku duga.

Meski kamu tidak pernah tau, disini! Tepat di dasar hatiku aku selalu mencintaimu.

Ingin rasanya aku berteriak sekencangnya, mengadu pada bintang malam. Memaki pada diri yang tak bersalah. Bukan salah bila aku jatuh cinta. Meskipun aku tidak pernah tau apa yang dulu membuat aku sedemikian rupa jadi jatuh cinta sama kamu. Ya, lebih dari sekedar cinta. Mungkin banyak yang bilang aku lebay. Tapi inilah kenyataan. Kalau memang aku lebay, mengapa cintaku bisa bertahan dengan orang yang sama sekali tak ku kenal dengan waktu yang tidak bisa dibilang singkat? 8 bulan tepatnya. 8 bulan yang lalu aku sudah menambatkan hati ini untuknya. Lalu, dia yang tidak pernah mengajakku berbicara dan tak pernah sadar bahwa mata ini selalu memandanginya selama 8 bulan itu sakit. Tapi inilah kenyataan dari tulusnya cintaku.

Dan sekarang aku cuma mau kamu bahagia. Raihlah citamu setinggi langit yaa, Kalau perlu bawalah sini citamu dan raihlah bersamaku dengan sebuah ikatan suci dunia akhirat. Semoga kamu bahagia, meski bukan denganku ataupun dengan dia. Yang penting yang kumau kamu bahagia. Dan jika aku boleh berharap, jadikanlah dia sebagai jodohku kelak ya Allah. Tapi kalau nggak pantes buat berharap, jadikanlah perasaan ini sebagai kenangan. Kenangan tak terlupakan sepanjang hidupku yang akan kuceritakan pada anakku kelak. I love more than word, Cuma hati yang bisa menjelaskannya betapa besarnya. Dalam kata pun mungkin bisa lebih panjang dari ini. Cuma mau bilang, "wish you'll the best" , semoga suatu saat nanti kita kan bertemu kembali dalam sebuah rangkaian cerita baru tak terduga,,

for my love,
at 8 months ago, in my heart

Jumat, 10 Mei 2013

Dear Today- Just For Him

Kamu, Kamu, Kamu...

Kenapa aku masih tak bisa berhenti untuk mencintaimu? Memandangimu indahnya bayangmu. Kembali memutar senyuman manis terindahmu waktu itu. Kutau ada dia disampingmu selalu. Sungguh menyebalkan rasanya menjadi orang yang terus berharap dan sakit saat terus menunggu. Aku tau ini tak mudah, tapi apa salahnya untuk tetap bertahan? Aku jua tak mengerti bagaimana caranya ku bertahan. Yang kutau hanyalah bahwa aku sangat mencintaimu. Itu yang kutau!

Alasan?

Aku juga tak tau menahu apa alasan terkait. Yang kutau yang kumengerti hanyalah aku sangat mencintaimu. Sangat, sangat!! Meski aku cemburu, meski aku sakit. Hingga kini pun aku jua tak henti-hentinya mengejar sisa bayangmu. Sisa rona senyum yang kau rekahkan untukku. Membuat pipiku meranum memerah, Terimakasih untuk waktu itu. Memberiku tatapan mata dan senyuman yang cukup bahagia untuk selalu ku kenang seumur hidupku hingga nantinya takdir yang akan menemukan kita kembali dalam sebuah rangkaian cerita baru yang mungkin tak terduga. Aku akan menunggunya. Aku akan menunggu keajaiban itu. Karena hatiku takkan berpaling. Tak akan!! , Karena aku benar-benar mencintaimu tanpa alasan tanpa penyebab. Hatilah yang suatu nanti akan menjawab teka-teki ini.

-- Your Secret Admirer --
For My Heart's Stolen 8 Months Ago,

Ingatkah?

Dulu, sangat dulu...

Kau yang sangat kubenci berubah drastis menjadi orang yang paling spesial untukku. Selalu kuingat bibirmu mengucap namaku, becanda denganku. Menelepon berjam-jam berdua. Membuat puisi satu sama lain, aku masih sungguh mengingatnya. Kamu yang paling berharga untukku saat itu. Meski aku baru remaja, aku sungguh merasakan cinta yang luar biasa padamu. Cinta yang tak terkalahkan oleh waktu, Kita yang selalu bersama, bercerita bersama, becanda yang tiada habisnya. Kamu,kamu dan kamu!!!

Aku merindukannya.. Taukah kamu?

Meski kamu kini tak mungkin mengingatnya sedemikian detailnya sepertiku. Tapi kuharap saat itu pernah jadi mimpi indahmu. Kau kembali tersenyum seperti dulu.. Kamu, orang yang pertama kali mengenalkan aku arti sebuah persahabatan dan rasa cinta yang luar biasa. Ketika dia yang tak bisa menerima cintaku padahal dia juga mencintaiku juga. Kamulah yang datang ketika aku terluka. Kamu yang membuatku menjadi tersenyum saat dia menyakitiku. Kamu lucu, konyol saat kau kira aku marah padamu. Padahal itu gara-gara kamu aku badmood. Maaf ya, tapi kamu lucu banget waktu itu..

Sebelum dia datang,

Kita masih bersahabat meski kau tau aku jatuh cinta padamu, kau masih jadi seorang yang spesial dalam hatiku. Apalagi waktu aku ultah, kamu yang paling dinanti dalam hatiku. Dengan kemeja putih yang membuatmu makin luar biasa. Kamu juga yang datang ketika aku terpuruk ditinggal oleh ayahku. Terimakasih. tapi taukah kamu, saat itu aku seperti sedang melihat sesosok malaikat dengan berbaju putih seragam kebanggan kita dulu. Aku sungguh bersyukur bukan karena ayahku. Tapi adanya kamu seperti obat bagiku. Terimakasih sekali lagi. Tapi, semua seperti sirna sejak adanya dia. Dia yang tiba-tiba bilang kalau dia mencintaimu juga. Dia teman sekelasku dulu. Dia yang selalu ingin dekat kamu. Aku cemburu, Dan saat itulah aku baru mengerti apa arti cemburu yang sangat menyakitkan.

Aku masih ingat bagaimana sakitnya hatiku saat itu,
Seperti tertusuk benda tajam yang tak dapat terinci, lebih perih daripada pisau atau pedang sekalipun. Membuat hariku menjadi lebih buruk. Andai kau tau saat itu, kau takkan bisa bayangkan bagaimana sakitnya aku saat itu. Bahkan kau seperti mempermainkan hatiku. Mengoyak mengombang-ambingkan hatiku. Ah,itu dulu. Kau terus saja mempermainkan aku...

Hingga akhirnya kau berpacaran dengan teman sekelasmu,,

Hal tersakit yang pernah kudengar padahal baru beberapa hari lalu kau mengatakan juga ingin jadi pacarku. Lalu saat kutau kau berpacaran dengannya langsung saja ku-sms dia dan berpesan untuk menjagamu. Karena begitu terbiasanya aku bersamamu rasanya aku tak rela untuk merelakannya.

Hingga akhirnya takdir telah memisahkan jarak antara kita,

Hingga puluhan ratusan juta kilometer, aku tak bisa lagi bersamamu. Jarak yang telah memisahkan hubungan yang begitu lama terjalin. Aku pernah sms kamu sekali tapi aku tak mengerti mengapa kamu tak membalasnya. Sepertinya kau marah, dan kau tau betapa ku rindukanmu? Setiap hari kucari informasi tentangmu. Ditambah lagi teman-temanku membuatku lebih panas ketika mereka bilang mereka punya kontakmu. Aku menangis merindukanmu. Dan ternyata hapemu hilang!!

Aku terus menunggu kabar hingga sahabatku menemukan alamat facebookmu..

Aku pun coba meng-add nya, awalnya kau menolak permintaanku. Tapi akhirnya kuberanikan untuk mengirim sms ke facebookmu. Dan jarak 4hari dari ulangtahunku, kau membalasnya. Dan minta maaf kalau selama ini sudah menyakitiku karena kurang kabar darinya. Tepat 6bulan aku tanpa kabar darinya. Sungguh cinta yang luar biasa yang pernah kurasakan pada seorang lelaki yang luar biasa juga..

Tapi sekarang kamu mungkin sudah lupa. Kau bahkan lebih sombong daripada dulu.
Hey,aku merindukanmu yang dulu..

Dan kau tau, kini aku merasakan cinta yang luar biasa kepada seorang lelaki yang jauh luar biasa darimu..
Selengkapnya akan kubahas lain kali,,

-- For My First Love --

No Title - Just For You

Teringat akan senyum...
Merekah layaknya mawar di pagi hari itu...
Meranum memerah mewangi di sudut hati...
Bak dedaunan, Aku hanya dapat menghamba...
Meroket seatas galaksi...
Merindu akan punggukmu...
Aku tak mengerti, tak benar-benar tau...
Telah kuserahkan...
Semua, semuanya...
Pada yang disana, memandang penuh iba...
Setinggi langit kugantungkan..
Sebuah penghambaan di depannya...
Yang tercipta tertuang hanya untuk pelangi...
Mewarna-mewarni hiasi kekosongan...
Meski tak jua sadari...
Tak apa bila tetap menghamba...

-- Just For You --
My Heart's Stolen 8 Months Ago,

Rabu, 08 Mei 2013

CLBK atau (Move-on)? *Part II

Halo halo,
Lama gak ketemu kangen enggak ya? *pede. Disini aku mau ngelanjutin soal artikel kemarin yang sempat tertunda karena ane sedang ngantuk pake banget. Sekarang aku kembali dengan ide-ide inspirasi baru karena kebetulan besok libur *alamonyet. Nah, lanjutin aja ya gak pake basa tambah basi ya,

Sifat kedua kali ini yaitu Pembohong. Ini versi ala temen gue nih. Tapi kalau gue pikir-pikir yah, kayaknya dua-duanya cuma salah paham deh. Why? Karena kata temen, dia itu pura-pura jadi mantannya dengan sms yang dikenal oleh pacarnya. Well, dibales dong sama pujaan hati. Sayang disayang, temen gue nyangka kalau si cowok masih peka sama mantan. Eh,jadi agak berantem. Nah kalau menurut gue ini sama2 salah ya. Aduuh!!! Kalau gue pikir-pikir, kenapa coba ngga berteman dengan mantan *sicowok? Tapi temen gue kayaknya udah buta arah *eciyee.

Dan yang terakhir adalah versi menurut pendengaran gue,
Kalau menurut gue, dari awal hubungan ini ga ada masa depan. *alaymodeon. Why? Why? Kesalahan terbesar ada pada si cowok. Karena ia selalu menuntut temen gue untuk bisa selalu 'sempurna' di depan dia atau di depan khalayak umum. Kalau menurut gue, si cowok ini adalah tipe cowok perfeksionis. Dia selalu menuntut temen gue jadi apa yang dia mau. Selalu mengkritik apa yang dia nggak suka dan tidak memedulikan apa yang akan ditunjukkan oleh si cewek *read:respon. Dalam hati cewek pasti sakit lah digituin. Kan namanya manusia itu nggak ada yang sempurna. Apalagi kalau lagi membangun sebuah hubungan yang cukup serius *daripadacumatemen. Sebuah hubungan itu harus dilandasi rasa percaya juga adanya menerima apa adanya pasangan. Memang sulit diakui tapi semua itu akan terasa mudah bila dilakukan dengan cinta *eciyeelagi. Ya itulah seharusnya cinta dibangun. Tidak dengan selalu menuntut dan mengkritik. Karena cinta nggak selamanya indah namun ada kalanya untuk menjadi buruk. Namun harus ada-lah yang mengalah. Ada yang memahami dan berusaha meredam dulu. Kalau enggak, emosi bales emosi kan tambah panjang urusannya entar. Istilahnya tuh kayak api. Nah, kalau api kena api kan tambah besar kebakarannya. Begitu pula dengan hubungan, kalau terjadi kebakaran kan bisa terjadi berbagai macam kemungkinan buruk *read:putus. Ya, kan seperti itu harus ada air yang berusaha menjinakkannya dong ya. Jadi, diantara kita harus ada yang mengalah. Yakinlah bahwa mengalah itu bukan berarti kita kalah bukan berarti kita-lah yang salah. Yang salah bukan siapa-siapa. Pertengkaran kebanyakan terjadi karena kurang adanya konfirmasi dan salah paham. Kecuali kasus seperti perselingkuhan nih , apalagi kalau cuma masalah sepele aja bisa putus. Itu tuh yang harus dipertanyakan. Namanya cinta ya memang banyak liku-likunya. Bukan cuma masalah sepele saja terkadang adapula masalah yang seharusnya tidak dipermasalahkan. Eh,jadi besar dan malah menimbulkan konflik berkepanjangan. Namun intinya, cinta itu ya butuh komitmen, komitmen untuk saling percaya dan mengaku bila sudah tak ingin bersama daripada nantinya malah menyakiti hatinya. Lalu dengan rasa percaya dan menerima apa adanya pasangan. Ini nih yang harus digarisbawahi, karena inilah faktor terpenting dalam membangun sebuah hubungan jangka panjang. Untuk kasus lainnya seperti jatuh cinta lagi, Nah itu urusan kalian. Karena hati manusia kan tidak bisa dipaksa. *hehehee

Nah, intinya adalah terserah apakah mau melanjutkan hubungan yang telah kandas dengan membangun pondasi yang lebih kuat mungkin. Ataukah Move-on dan cari gebetan baru. Think by yourself! Yang penting jangan pernah menyesal dengan keputusan yang telah kau buat. Daripada terus disakiti?!

Okay,okay. Sesi galau selesai!! , Udah ya, artikelku sampai sini dulu. Kapan-kapan akan kubahas lagi tentang ini dengan beragam cerita menarik lainnya. Stay tune!!!

Senin, 06 Mei 2013

CLBK atau (Move-on)? *Part1

Nah ini dia yang sering dipertanyakan oleh para mantan2 dan kebetulan ada temenku juga yang ngalami. Nah,menurut aku?

Itu sebenarnya terserah sama keputusan kalian berdua. Bila memang masih ada kesempatan untuk memperbaiki, mengapa tidak untuk mencobanya lagi? Kesempatan sendiri pada masing-masing orang berbeda lho. Ada yang putusnya gara-gara masalah sepele. Yang dengan CLBK,siapa tau cuma salah paham aja. Ada juga yang putus gara-gara adanya main fisik. Wah,ini yang parah. Tapi asal kedua belah pihak mau mengalah dan mengerti. Bisa kok balikan lagi. Namun ada perjanjian untuk berubah juga lho. Tapi enggak harus ada janji mau berubah juga sih. Paling enggak dikurangi aja kalau enggak bisa. "Kalau cinta,harusnya mau dong". Itu pendapatku. Selanjutnya akan aku bahas tentang kisah seorang temanku.

Punya pacar itu masa indah lho. (admin-nya jomblo,eh bukan single), Dulu ada seorang temenku yang pacaran. Cuma ada satu masalah aja antara mereka berdua. Apa? Apa? Entar sabar dulu lah. Yuk,analisis satu-satu.

Egois = Yang aku denger dari temenku gitu. Apalagi tentang kisah kelamnya *eh. Apalagi dia paling ngatur-ngatur sama penampilan. Apalagi kebetulan temen gue nih tu orangnya pecinta alam gitu. Taulah kayak gimana jadi anak PA gituu. Tapi kesan yang aku tangkep kayaknya tuh cowok perfeksionis gitu. Tapi kan seharusnya udah bisa nerima apa adanya. Cinta enggak yato?

Besok dilanjutin ya, tiba-tiba gue ga ada inspirasi nulis. Abisnya ngantuk sih, jumuseyo :)