Blinking Cute Box Cat Welcome to my world. Still hard work to get my beautiful dreams!

Jumat, 26 Juli 2013

Janganlah Ragu Melangkah, Sekali Lagi!

Sehari, sebelum ada pengumuman kelolosanmu itu aku berdo'a dengan penuh khidmat. Tak pernah ada yang mendengar do'a yang terucap ini selain Tuhan. Dia yang lebih tau bagaimana cara aku mendoakanmu. Bagaimana caraku, memelukmu meski hanya lewat doa yang bisa kupanjatkan. Hingga hari pengumuman pun telah keluar. Aku juga merasa sakit rasanya saat ternyata kamu tidak lolos. Padahal aku tahu kamu sangat cocok di bidang itu. Mungkin ada kesalahan teknis saat menilaimu mungkin ya?

Mungkin cuma ini yang bisa kutulis dan mungkin ini juga tak bisa mengurangi rasa sedihmu. Bahkan mungkin tak kau hiraukan. Aku tau bagaimana rasa sakitnya itu. Ketika sesuatu yang benar-benar kita lakukan, kita jalani dengan ikhlas dan niat yang mendalam tapi ternyata hasil tak sesuai dengan proses. Rasanya seperti sudah sampai atas namun dijatuhkan kembali karena ternyata beberapa orang menganggap kita kurang lebih baik.

Mungkin, tahun ini memang bukan tahun keberuntunganmu. Bukan takdirnya untuk masuk akademi itu. Tapi aku yakin dibalik adanya kegagalan, pasti ada hikmah yang bisa diambil. Mungkin kamu kurang berdo'a atau mungkin kamu kurang berlatih. Jadi, jadikanlah kegagalan sebagai ajang mengasah diri lebih giat lagi. Bukan malah terpuruk dan malas-malasan untuk berusaha lagi. Memang rasanya sakit dan kecewa. Saat apa yang telah kita jalani telah kita lalui dengan niat,tekad dan ikhlas. Tapi apa gunanya terus berlarut-larut dalam kesedihan atas kegagalan itu dengan malah terjatuh dalam keterpurukan. Hidup ini terlalu indah untuk diisi dengan sakit rasa kecewamu. Memang hidup ini tak semulus harapan yang tertulis di benak kita. Namun apa salahnya untuk tetap mencoba.

Kalaupun memang Tuhan berkehendak lain, ya memang itulah jalan yang terbaik. Meski dalam hati rasanya ingin sekali di bidang itu. Tuhan, tak pernah membuat umatnya lebih sakit. Ia selalu mau umatnya menjadi lebih baik.Walaupun versi Tuhan sangat berbeda dengan versi kita. Meski bagi kita itu buruk, namun yakinlah bahwa akan ada hari esok yang lebih baik. Meskipun jalan yang kita mau ternyata bukanlah jalan yang diinginkan Tuhan untuk kita.

 Tetap yakinlah untuk melangkah,
Meski banyak sekali bebatuan yang bisa membuatmu terjatuh,
Walau masih banyak jalan terjal yang menghadangmu,
Tapi tetap yakinlah bahwa akan ada hari esok yang lebih baik.

Rabu, 24 Juli 2013

Sukses ya,

Teruntuk kamu yang kini tengah berjuang. Demi masa depan yang telah kau inginkan sejak awal. Disini, aku yang selalu mencintamu hanya bisa berdo'a. Apapun yang menjadi bahagiamu selalu kudo'akan. Kau yang masih kuingat, kau yang masih terpatri jelas dalam benakku. Tergambar jelas raut wajah, senyum dan auramu yang sangat kurindukan. Tak ada yang lebih baik bagiku untuk tidak mendoakanmu. Meski hatimu (mungkin) bukan untukku. Tapi cuma inilah yang bisa aku lakukan saat ini. Hanya inilah cara satu-satunya untukku memelukmu, lewat do'a yang tak hentinya kuucap setiap ku bersujud.

Aku tau, aku merasa sangat lemah ketika merindumu. Tapi apakah salah bila hati tak bisa berpaling? Aku tau seharusnya aku bisa melupakanmu. Memang seharusnya, karena tak baik terus ada disini. Yang ada aku yang terus sakit melihat kalian. Dalam hati memang rasanya ingin kuputuskan kalian. Tapi apa kuasaku untuknya? Tapi rasanya melihatmu tersenyum sudah cukup bagiku. Dan dialah salah satu dalam sebab senyum indah yang tersungging di bibirmu. Aku hanyalah sepersekian dari salah satunya. Itupun cuma sekali rasanya kau menyunggingkan senyum itu untukku.

Disini, dari jauh aku cuma bisa menuliskan isi hatiku untuk mendoakan kesuksesanmu disana. Kau tak perlu tau rintihan hatiku ketika mengucap namamu. Yang seketika dapat membuatku menangis. Di jauh sana nantinya aku ingin melihatmu bahagia dengan mimpimu. Dan disini aku akan meraih mimpiku sendiri meski tanpa hadirnya senyum indahmu lagi di hari-hari burukku. Meski aku sangat merindukannya. Tapi aku harus mencoba ikhlas melewati hari terburuk sekalipun, tanpa senyum darimu. Hadirmu selalu dan selalu kunanti, mungkin hujan pun aku rela menunggumu. Tapi mungkin inilah jalan, yang terpisah diantara kita. Jalan kita bersebrangan. Kau di seberang bersamanya. Dan ku disini, menangis menahan api cemburu yang (mungkin) seketika menghanguskan diriku.

Disini, selalu disini aku akan tetap mendoakanmu. Kau, yang pernah jadi pelangi di hati. Membuatku sedikit berani dalam mewujudkan salah satu mimpiku. Kau selalu jadi inspirasi dalam sekata demi sekata tinta hitamku. Aku tau aku merindukanmu. Tapi aku jua tak kuasa menarikmu kesini hanya untukku. Dia yang lebih pantas untuk merindukanmu. Tapi masih pantaskah aku untuk menunggumu dalam diam?

Malam ini, aku hanya bisa menuliskan ini. Mungkin nanti akan kau baca tulisan jelek ini. Dan malam ini aku juga cuma bisa menangis dalam hati mendoakan apapun yang terbaik bagimu. Semoga mimpimu hari ini terwujud esok hari. Dan tersenyumlah setelahnya agar aku bisa bernapas lega bisa membuatmu bahagia, meski lewat doa.
 
Semoga mimpi hari ini terwujud esok hari,
Semoga Tuhan mau mendengarkan doaku malam ini,
Semoga Tuhan masih mau memberiku kesempatan untuk membahagiakanmu kali ini,
Meski lewat do'a yang bisa kulakukan...

Senin, 22 Juli 2013

Sungguh, aku mencintaimu!

Andai kamu tau, sekarang saat aku menuangkan perasaanku dalam sebuah tulisan ini aku dalam keadaan menangis. Aku tak tau mengapa diriku begitu lemah dalam mencintaimu, terlalu gampang menangis saat menatap fotomu di layar kacaku. Aku tau ini berlebihan, aku juga tau aku ini sangat lemah sekarang. Dulu, aku saat aku mencintai yang lain aku tak pernah menjadi wanita selemah ini. Tapi kini setelah 2 bulan kepergianmu, aku menjadi wanita yang paling lemah. Aku tau aku mencintaimu, dan aku tau kamu mencintainya.

Mengapa Allah membuatku benar-benar lemah dalam mencintaimu? Kalau pada nyatanya kamu takkan kembali untuk mencintaiku. Untuk apa? Kamu sudah pergi, tanpa berkata padaku dan tanpa tersenyum padaku. 2 bulan sudah terlalu lama untukku terus begini. Tapi hatiku benar-benar tak bisa munafik. Hatiku selalu dan selalu mencintaimu. Meski, jalan kita tak pernah menyatu. Tapi 1 kejadian yang sangat kuingat hingga membuatku kuat untuk bertahan sampai sekarang. Sesaat setelah kau tampil band, kau pergi dengan menatapku dan tersenyum. Saat itu aku menyesal sekali tak membalas senyuman itu. Namun waktu memang tak bisa diputar ulang. Kini hanya kejadian itu yang dapat kuingat dan mampu membuatku tersenyum walau sejenak.

Disini, tanpa kau minta dan tanpa kau tau. Aku selalu mendoakanmu, mendoakan apapun yang menjadi bahagiamu. Entah siapa nantinya yang akan menjadi teman hidupmu. Selalu dan selalu, setelah ku bersujud aku berdoa meminta untuk dijodohkan denganmu. Apapun caranya itu urusan Allah. Aku selalu mengharapkannya. Namun itu bergantung pada ridho-Nya. Tapi aku sungguh-sungguh mencintaimu tanpa memandang apapun dalam dirimu. Kalau aku matrealistis, mengapa walau kamu tlah pergi, aku disini masih bertahan? Untuk apa? Ya, karena aku sangat mencintaimu.

Sekarang, aku ingin sekali bertemu denganmu. Memandangmu lagi dan melihat senyummu lagi. Meski sekarang rambutmu sudah dipotong, tapi sungguh cuma kamu yang bisa mengalihkan perhatianku. Saat ini pun rasaku tak pernah berubah. Tetap sama namun rasanya semakin hari semakin bertambah kadarnya. Memang di mulut aku selalu berkata akan melupakanmu. Namun apa nyatanya? Hatiku menolak. Bahkan setiap hari, aku tak henti-hentinya memikirkanmu. Banyak yang lebih tampan, lebih pintar, intinya lebih dari kamu. Tapi hingga kini pun, aku masih mencintaimu.

Kini, aku cuma menangis saat merindukanmu. Aku sangat berharap pada-Nya, saat aku mulai merindukanmu, aku bisa langsung memelukmu. Dan kau berbisik lembut bahwa kau mencintaiku. Meski itu adalah imaji ku sesaat, kuharap itu kan terjadi kelak nanti ketika kita sama-sama telah sukses dalam mimpi yang telah dirajut. Semoga Allah menyatukan jalan kita dan semuanya kan berakhir indah. Sungguh, aku mencintaimu.

Semoga kelak, jalan kita tak lagi bersebrangan..
Semoga kelak, mata kita bertautan satu sama lain..
Semoga kelak, tangan kita bergenggaman tangan dengan erat..
Semoga kelak, kau menjadi pemimpinku..
Semoga kelak, ketika aku merindukanmu aku bisa memelukmu..
Dan kau berbisik lembut bahwa kamu mencintaiku...

Senin, 15 Juli 2013

Aku Takut..

Aku takut terlalu terjatuh.. Terlalu dalam mencintaimu, terlalu sakit setiap merindukanmu.. Andai saja kau mau sedikit menengok ke belakang, disini ada aku yang mencintaimu. Tulus, tanpa mengenal kesempurnaan apapun yang ada pada dirimu. Aku tau ini tak mungkin, bahkan kini kau masih saja mencintainya. Seharusnya memang aku tak ada dalam kehidupanmu. Tiba-tiba datang dan malah ingin merusak apa yang telah terjadi dan terbangun sejak lama oleh kalian. Aku tau, aku mengerti.. Tapi bayangkan saja kau jadi aku. Terus menerus sakit saat merindukanmu, terus menerus tanpa henti untuk tetap mencintaimu. Sungguh, rasanya terlalu munafik untuk mendusta bahwa aku bisa melupakanmu. Nyatanya hingga kini pun, hatiku tak pernah bisa sepenuhnya terbuka untuk orang lain. Semua yang kulihat selalu kusandingkan denganmu. Bagiku tak ada yang lebih baik daripadamu. Sudah lama sekiranya mata ini tak menjangkau keberadaanmu dan sinyalmu terlalu lemah untuk kuketahui sedang apa dan dimana kini kau berada. Yang kutahu, kau kini berada jauh melintang disana. Meraih mimpi yang kau idamkan sejak dulu. Disini, dalam setiap do'aku aku selalu menyebutkan namamu. Selalu kudo'akan apapun yang menjadi bahagiamu. Yah, meski bukan denganku tentunya.

Mungkin aku terlalu bodoh yang terus menerus tetap bertahan untuk mencintaimu. Tapi hatiku tak bisa berdusta, tak mampu untuk munafikkan hati. Cinta itu terlalu kuat akarnya didasar hatiku. Bahkan angin kencang atau bahkan badai pun tak mampu menggoyahkan batangnya. Dan semakin hari daunnya,rantingnya dan bahkan setiap harinya berbuah sangat lebat. Kapanpun, kau bisa memetiknya. Karena meskipun aku nantinya akan pergi jauh seperti layaknya kau yang pergi nan jauh meninggalkan aku kini, hatiku akan tetap kembali. Tetap akan kembali untuk menunggumu. Dan suatu ketika bila ku bertemu denganmu, aku akan memberitahu bahwa hati ini masih tertambat padamu. Entah nantinya dirimu yang masih sendiri atau telah berdua kembali namun berdua untuk selamanya.

Aku tak pernah tau apa sebenarnya cinta. Semua itu terlalu gelap untukku melangkah, terlalu sakit untukku rasa lagi. Aku tau, semua orang juga pasti akan mengiyakan bahwa mereka juga menginginkanmu. Aku hanyalah sebagian kecil dari mereka. Kau, terlalu sempurna untukku. Kau, seorang yang berkilauan seperti permata tak mungkin melirik aku yang bak pasir yang kotor. Aku merasa terlalu hina bila berfikir akan bersanding denganmu. Tak mungkinlah, itu terlalu munafik sekali rasanya. Namun apakah aku tak boleh bermimpi mendapatkan lelaki yang sempurna sepertimu contohnya? Apakah aku tak boleh untuk bermimpi bersanding dengan lelaki yang begitu kucintai dan kutunggu hingga sekarang?

Dalam hatiku, selalu meyakinkan Tuhan akan memberikanku yang terbaik setelah mempertemukan dulu dengan yang buruk. Namun, aku sudah terlalu lelah untuk sakit. Hatiku sudah lama dipermainkan. Tak pernah ada yang serius menjalaninya. Percuma sebenarnya mencintaimu. Kau yang bagiku tuli yang tak pernah bisa mendengarkan apa jeritan hatiku. Ya, hatiku yang sangat mencintaimu.

Sekarang kau dimana? Taukah hati ini selalu merindumu? Taukah hati ini terlalu sakit untuk tetap mencintaimu? Kapan kau akan mengerti dan mengetahui? Aku terlalu lama menunggu.. Sudah 10 bulan tak terasa hati ini tlah tertambat padamu. Tak ada yang kusesalkan dalam mencintaimu. Namun apakah aku akan terus begini. Atau bahkan hingga tua pun aku akan tetap mencintamu?

Kembalilah,
Saat yang lain tak mau menampungku dan menghiraukanmu,
Disini, ada hatiku yang siap menampungmu,
Dalam keadaan dan situasi apapun,
Karena aku terlalu mencintaimu..

Senin, 01 Juli 2013

Sekali lagi,

Aku sudah sebulan tak bertemu denganmu. Lelah rasanya mata ini menangis. Menangisi kerinduan yang tak kunjung selesai. Aku tau tak mungkin hati ini akan bertaut lagi. Melihatmu yang sudah jauh disana. Engkau yang pasti akan lebih bahagia bila tetap disini. Seharusnya aku tak egois menginginkanmu tetap ada disini untuk hatiku. Yang kau sama sekali tak ada hati untukku. Aku tau sejak awal. Namun aku pun juga tak bisa mengelak bahwa hati ini memang tetap ada untukmu. Selalu tanpa tau sampai kapan akan ada hati lain yang mau mencintaku seperti aku yang mencintamu. Mungkin aku yang terlalu berlebihan tetap disini menunggumu. Mungkin...

Sebulan itu bukan waktu yang singkat untuk menunggu. Apalagi hari kemarin kau pulang namun kini telah kembali lagi. Sejujur-jujurnya aku sangat ingin bertemu denganmu. Sangat... Aku sungguh telah lelah untuk menahan rinduku. Namun, mau apalagi aku tak mungkin bisa bertemu denganmu lagi. Mungkin, ini takdir aku tak lagi pernah bisa bertemu denganmu. Kamu dimana? Dengan siapa?

Disini, aku selalu merindukanmu. Menginginkan waktu dapat berulang kembali. Disaat mata kita saling beradu pandang dan bertautan satu sama lain. Sungguh, rasanya aku sangat menyesali waktu yang berlalu dengan cepat itu.

Tuhan, mengapa engkau memberikanku cinta yang luar biasa kepadanya yang sama sekali tak ada hati untukku? Tuhan, mengapa?

Aku sungguh merindukanmu wahai pencuri hatiku.. Pulanglah kapanpun kamu mau. Disini, hatiku ada tempat khusus yang akan selalu menunggu untukmu..