Blinking Cute Box Cat Welcome to my world. Still hard work to get my beautiful dreams!

Rabu, 30 Oktober 2013

Ternyata Kamu...

Kamu yang selalu di hatiku entah mulainya kapan. Bahkan berakhirnya pun kapan aku tak tahu. Kau yang jauh, kau yang entah sedang apa kini, kau yang sedang memikirkan apa kini. Aku merindukanmu, aku merindukan kenangan yang telah kau buat dulu. Kenangan yang ratusan jumlahnya hingga aku pun masih teringat detailnya bahkan detak jantungku saat itu. Bahkan apapun tentangmu aku masih mengingatnya dengan jelas. Seperti rasanya aku sedang memutar sebuah film yang dapat kutonton kapanpun aku mau. Setiap detiknya pun aku masih mampu mengingatnya. Aku tak tahu mengapa cuma kamu yang selama ini ada di hatiku tanpa disadari.

Ternyata, butuh waktu untuk menyadari. Butuh pengertian untuk memahami. Butuh beberapa orang untuk kembali membuatku tahu bahwa kamu sangat sulit untuk dilupakan kenangannya. Banyaknya kenangan membuatku rasanya ingin menangis. Mengapa kamu yang sudah jauh. Mengapa kamu yang sudah tak ada lagi di sisiku bertahun-tahun lamanya lah yang tetap ada dihatiku hingga kini. Mengapa? Mengapa sulit untuk membuatku pergi dari jeratan cinta? Mengapa kamu yang sempurna yang telah mencuri hatiku lagi? Mengapa? Mengapa kamu yang aku cintai? Mengapa kamu hidup lagi di hatiku padahal kenangan bahkan kamu sudah ku kubur dalam-dalam. Mengapa baru sekarang aku menyadari?

Ternyata, cuma kamu lah yang membuat hidupku seperti pelangi. Kamu yang pertama kali mengajarkan aku tentang cinta mengajarkan aku bahwa hidup tak selalu berjalan lurus. Tapi adakalanya hidup itu membahagiakan. Dan kamulah salah satu pelengkap bahagiaku dulu. Mengapa hatiku kembali mencintaimu? Padahal kita telah terpisah jauh dalam ruang dan dimensi yang berbeda. Padahal kita telah berbeda jalan bertahun-tahun yang lalu. Tapi mengapa engkau kembali mengisi kekosongan hidup ini?

Aku baru menyadari sekarang, bahwa meskipun sudah ada beberapa orang yang keluar masuk hati ini, ternyata semua itu tak pernah mengubur sedalam-dalamnya kenangan kita. Kenangan kita bak hantu yang kini sedang menghantui malamku, siangku bahkan dalam mimpiku. Semua orang itu hanya sebagai pembelajaranku. Ada yang membuatku mengerti bahwa cinta itu tak harus memiliki. Ada yang mengajariku tentang penemuan jati diriku. Mengerti bahwa untuk tidak mudah terpengaruh pada tatapan mata. Untuk tidak mudah menyerah mengejar mimpi. Dan kini akhirnya aku menyadari bahwa hatiku itu rumahnya dihatimu. Tapi apakah kini kau menerimaku kembali atau bahkan kini rumah dihatimu telah ada yang mengisi? Mungkin.. tapi aku harap aku masih bisa masuk ke dalamnya.

Maafkan aku baru menyadari sekarang,
Setelah banyaknya sakit hati yang kurasa,
Aku baru mengerti bahwa rumah hatiku adalah di hatimu,
Aku merindukanmu, merindukan apapun tentangmu,
Ejekan itu, keisengan itu, kejailan itu, pertengkaran itu,
Aku merindukannya, bisakah kita ulang sekali lagi?
Mengulangnya untuk kedua kalinya...

Kamis, 24 Oktober 2013

Bersama Kamu, dulu...

Teruntuk orang yang pernah jadi orang teristimewa di hatiku. Yang ajarkan aku pada banyak hal. Bersama denganku pada proses pendewasaanku dulu. Yang dulu pertama kalinya aku menitikkan air mata untuk pertama kalinya untuk cinta. Pertama kalinya mengenal apa yang namanya cemburu itu. Cuma kamu yang waktu itu mengenalkan apa artinya pengorbanan dan keikhlasan ketika akhirnya cintamu bukan untukku. Tapi kamu telah mengajarkan banyak hal tentang cinta bahkan sampai sekarang kadang-kadang aku masih sering merindukanmu. Merindukan saat-saat itu bersamamu. Meski tak berlangsung lama tapi aku sangat bersyukur pernah mengenalmu.

Kamu adalah orang yang paling arogan yang pernah ku kenal. Bahkan kamu adalah orang yang paling moody yang pernah ku temui kini. Tapi cuma kamu lah yang memorinya paling kuat di memoriku bahkan hatiku. Bahkan Aku tak pernah lupa setiap detik momen-momennya. Bahkan aku masih bisa tersenyum sendirian setiap kali aku mengingatnya. Kau sungguh begitu istimewa di hatiku. Dulu ataupun sekarang.

Dulu, kamu adalah teman atau mungkin sahabat sekaligus orang yang aku kagumi aku cintai. Bahkan hingga kini aku masih mengagumimu. Kamu yang dulu bersinar dan paling spesial. Hingga kini pun bintangmu tak pernah padam bahkan lebih bersinar daripada dulu dan lebih spesial di mata hatiku.

Kini, tanganku tak mampu lagi untuk menuliskan serentetan alasan betapa istimewanya kamu bagiku. Intinya kamu adalah orang yang pernah ada di hatiku mungkin sampai sekarang. Kamu juga yang pertama kalinya mengajarkan aku pada seni. Menunjukkan aku pada apa yang ada di diriku. Intinya kamu spesial, intinya kamu seperti bintang yang bersinar.

Makasih banyak atas semua pelajaran yang pernah kau ajarkan,
Untuk pertama kalinya tentang cinta,
Tentang rasa cemburu,keikhlasan,pengorbanan bahkan merasa dicintai,
Oleh seorang yang pernah aku cintai dulu,
Kini aku hanya mengagumimu, dari kejauhan memandangimu,
Yang telah bahagia.


Rabu, 16 Oktober 2013

Mungkin, sekali lagi...

Entah yang kupikirkan sekarang. Ini hanyalah sebuah ilusi atau hanyalah sebuah rekaan imajinasi. Dulu engkau yang pernah menjadi bintang dalam hatiku. Yang pernah jadi pewarna dalam duniaku. Yang kini telah jauh. Yang masih tetap bersama dia.

Tiba-tiba, aku sangat ingin bertemu denganmu. Ingin sekali ku melihatmu lagi. Entah apakah ini rindu atau apalah. Rasanya ingin sekali melihat senyum itu lagi. Menatap indah bola mata itu. Merasakan bagaimana rasanya menangis itu. Aku tiba-tiba merindukannya. Padahal dulu aku sangat ingin segera melupakanmu. Namun sekarang, entah mengapa rasanya ingin kuputar ulang waktu itu. Ingin rasanya ku rasakan bagaimana lemahnya aku dulu. Aku tahu itu menyakitkan. Namun aku juga tak tahu mengapa kini aku sangat memutar ulang waktu itu.

Dulu, aku yang begitu lemahnya dalam mencintaimu. Menangis diam-diam memandangimu bergandengan dengannya. Tersedu dalam kebisuan saat rindu sedang menusuk sanubariku. Semuanya begitu jelas terekam di memoriku. Bagaimana dulu aku sangat bahagia saat memandangimu. Menyentuh tanganmu untuk pertama dan terakhir kalinya. Bagaimana dulu aku menyanyikan lagu yang sekaligus menjadi lagu perpisahan yang tak mungkin begitu saja kulupa. Bagaimana dulu aku memandangimu yang sedang tersenyum bersama teman-temanmu untuk terakhir kalinya. Bagaimana dulu aku selalu memandangi fotomu ketika aku merasa suntuk dan merindumu lagi. Bagaimana dulu aku menangis yang terakhir kalinya untukmu.

 Kini, aku sebenarnya tak ingin memutarnya lagi. Namun entah mengapa tiba-tiba aku kembali merindukan saat-saat itu. Padahal dulu aku telah meyakinkan diri bahwa hanya kamu lah yang akan ada di hatiku. Namun mungkin Tuhan memang adil agar aku tidak terlalu lama jauh terpuruk pada cinta yang tak pernah ada ujung dan labuhannya. Aku tahu kini hidupku menjadi lebih melegakan. Semenjak hatiku yang telah menghapus memori tentangmu. Tapi rasanya, hatiku mati rasa karena sudah kosong. Seperti tidak ada lagi hal yang bisa membuatku semangat. Tak ada lagi yang istimewa dan spesial bagiku kini. Dulu padahal aku berharap menjadi orang tanpa cinta. Tapi kini aku baru menyadari bahwa ternyata tanpa cinta itu rasanya lebih menyedihkan daripadaku yang dulu.

Tapi, aku tak berharap juga untuk kembali seperti dulu. Yang begitu lemahnya dalam mencintainya. Tapi aku hanya berharap bisa bertemu dengannya lagi. Setidaknya untuk menuntaskan rasa rinduku yang dulu belum selesai dulu. Agar setidaknya aku merasa lega untuk melepaskanmu pergi dari hatiku.

Kini, aku hanya berharap aku bisa membuka hati untuk hati yang tulus mencintaiku juga. Bukan hanya aku sendiri yang berjuang. Tapi dia juga berjuang untukku. Karena cinta dibangun oleh 2 orang yang saling mencintai. Pada hakikatnya cinta tak melulu soal mencintai. Di dalamnya harus terbangun rasa saling percaya. Semoga aku akan bertemu denganmu lagi yang sudah bahagia suatu saat nanti. Dan aku akan temui kamu jika aku juga sudah bahagia.

Mungkin, sekali lagi untuk menatapmu,
Melihat senyum manis itu,
Seperti kala senja hari itu,
Semoga kita bisa bertemu lagi,
Dalam dimensi dan waktu lain,
Suatu saat nanti..

Senin, 14 Oktober 2013

Cintakan membawamu kembali, untukku...

Serasa mentari tak seterang dulu bahkan malam hari pun terasa segelap lorong. Tepatnya lorong di hatiku. Yang kini kosong tak ada penghuninya. Aku tak tau dimana sekarang kamu. Dimana lagi letak hatimu kini. Yang dulu pernah bersamaku. Yang dulu pernah menjadi milikku.

Dulu, aku adalah kamu dan kamu adalah aku. Aku dan kamu berubah menjadi kita dalam sebuah janji berlandaskan cinta. Mereka disana yang menatap kita tak pernah tak tahu bahwa aku sangat mencintaimu dan begitu pula denganmu. Mereka seenaknya menertawakanku saat aku cemburu akan hal-hal kecil. Mereka seenaknya menghinaku saat aku bilang bahwa aku akan mencintaimu seumur hidupku. Mereka bilang itu mustahil. Mereka bilang itu tidak mungkin. Tapi aku mengatakan mungkin. Jelas mungkin karena sampai kini pun cintaku pun tak pernah tergerus waktu bahkan saat dirimu pun tak ada lagi untukku seperti hari ini atau mungkin akan tetap begini hingga hari yang aku tak pernah tau.

Sekarang, mereka makin menertawakanku saat aku menangis sendirian merindukanmu, mengharapkanmu akan kembali. Aku berkata bahwa bila ia jodohku, sejauh apapun ia berlari seberat apapun cobaan pastilah dia akan kembali cepat atau lambat. Lalu mereka menjawab bahwa itu mustahil itu tidak mungkin. Aku sungguh terpuruk mendengarnya. Tak tahukah mereka bahwa aku sangat mencintainya? Tak tahukah mereka bahwa aku kini sedang membutuhkan seorang yang bisa mendengarkan keluh kesah seperti hari ini apalagi disaat aku kembali merindukannya.

Dulu, derap langkahku berjalan bersama derap langkahnya. Ia selalu menemani seburuk apapun keadaanku. Ia selalu menyeka air mataku setiap akan terjatuh. Bahkan dia berkata bahwa dia tak mau ada air mata pun yang terjatuh dari bola mataku yang indah. Dan aku hanya bisa tersenyum ketika dia mengatakannya. Dan berkata mungkin inilah yang akan menjadi jodohku. Sudah jauh rasanya bayang-bayang masa depanku bersamanya. Bahkan aku tak pernah berpikir bahwa akan ada perpisahan seperti ini. Sudah jauh rasanya imaji telah memenuhi angan-anganku setiap harinya.

Sekarang, aku masih tetap membayangkan bagaimana masa depan yang akan kita bangun. Namun aku tetap saja belum percaya bahwa semuanya akan berakhir dengan cara yang menyakitkan seperti ini. Tapi aku bahagia masih bisa melihatnya setiap hari di seberang sana. Kamu masih tetap dengan mata sayu dan senyum manis itu disana. Masih saja tersenyum meski sekilas saat berpapasan denganku. Tapi sayang, kini yang kamu tatap bukanlah aku. Kini ada seorang wanita berparas ayu yang sedang kau tatap dan kau tak hentinya untuk tersenyum padanya. Senyum manis itu masih tersungging di bibirmu seperti dulu kamu memberikannya padaku. Aku merindukan senyuman itu. Aku merindukan tatapan mata itu. Akankah itu akan menjadi milikku lagi?

Terus aku membayangkan akankah semua tentang dirimu akan menjadi milikku lagi untuk kedua kalinya. Rasanya aku ingin mengungkapkan bahwa aku masih berdiri disini untuk menungguimu kembali entah sampai kapan. Mungkin sampai wajahku berkeriput dan rambutku memutih. Tapi aku sadar bahwa aku hanyalah wanita yang lemah. Tugasku hanya menunggu. Seperti kata ibuku dulu bahwa wanita itu tugasnya menunggu dan mengejar adalah tugas pria. Namun sekarang, sepertinya aku yang harus mengungkapkan lagi. Namun aku juga bingung bagaimana aku harus memulainya. Harus mengulangi apa yang dulu pernah aku lakukan. Aku kini hanya bisa berdo'a di sajadah panjangku. Melafalkan namamu dalam lirih do'aku hampir setiap ku bersujud. Berharap jika aku dan kamu berjodoh untuk segera dipertemukan lagi. Jika tidak, buatlah aku untuk melupakannya. Melupakan segalanya tentangnya.

Tapi kini senyum mengembang lagi saat kamu melebarkan pelukanmu untukku. Senyum itu..Tatapan itu kembali menjadi milikku. Kamu kembali, kembali untukku. Kamu mengatakan bahwa kamu masih mencintaiku. Masih ingin ada disisiku. Masih ingin ada untuk menyeka air mata yang kini sering jatuh, untukmu. Dan kamu berjanji untuk sama sekali takkan membuatku menangis lagi. Terima kasih Tuhan, engkau kini sudah menguraikan satu persatu pertanyaan dalam do'aku setiap malamnya. Terima kasih atas semua keajaiban terindah ini. Memang benar bahwa cintakan membawamu kembali ke tempat yang tercipta hanya untuknya ini.

Cinta memang telah menunjukkan jalannya,
Mempertemukanku lagi dengannya yang telah jauh,
Karena kita tahu kita berjodoh,
Jadi sejauh apapun ia berlari dan menghindar,
Cinta yang akan selalu menyatukan kita, lagi...

Jumat, 11 Oktober 2013

Ketika Jatuh Cinta, Lagi...

Aku sudah berhasil move on dari oryza-sativaku. Kini entah mengapa aku sering mikirin mr.unkece. Sudah pernah aku tulis dia itu yang kayak gimana. Padahal aku sering berkata bahwa aku nggak boleh jatuh cinta. Aku bener-bener nggak tau kenapa hatiku senekat ini untuk terus mikirin dia. Ya intinya hatiku berdetak tiap ngliatin dia. Padahal udah jelas-jelas ada temenku yang jatuh cinta sama dia sejak setahun lalu.

Cinta itu aneh. Cinta datang tanpa sebab dan alasan. Cinta hakikatnya menunggu dan mengejar. Tapi kalau menunggu itu kerjaan wanita lalu pria seharusnya mengejar. Tapi sayangnya banyak pria yang masih malu dan pengecut bersembunyi di balik dinding tentang perasaannya. Padahal hatinya sangat ingin mengungkapkan. Makanya banyak wanita yang menganggap bahwa pria itu 'tidak peka'. Padahal pada dasarnya, bagaimana pria mau peka tapi wanita tidak memberikan sinyal? Tapi bila dilihat lagi, wanita itu dasarnya juga, sinyal kalau wanita sedang jatuh cinta itu sudah 'sangat' jelas. Melalui mata dan senyumnya tentunya.

Begitu pula denganku saat ini. Entah mengapa senyumnya sangat manis sekali saat kita bertatapan. Aku tak tau mengapa. Apalagi banyaknya omongan tentangnya dari teman-temanku buat aku. Bayangkan saja bagaimana rasanya menjadi seperti ini. Sekarang aku hanya menganggap bahwa aku sedang mengaguminya. Tapi lama kelamaan jantung ini semakin tak karuan detaknya. Untuk apa Tuhan memberiku rasa ini lagi? Untuk apa Tuhan ingin membuatku jatuh cinta lagi? Apa tidak cukup Tuhan melihatku sakit seperti ini?

Aku tahu, Tuhan-lah yang paling tahu dengan siapa dan kapan cinta itu datang padaku. Tapi, tidak cukup kah hati ini sudah hancur dan entah bagaimana caranya aku harus memperbaikinya. Entah ini akan jadi sebuah cinta atau hanyalah sebuah ilusi. Tapi ku harap dengan tulus bahwa ini hanyalah ilusi. Semoga ini hanyalah fatamorgana hanya angan-angan semuku. Yang takkan membuatku lebih sakit untuk kesekian kalinya.

Sudah cukup Tuhan aku menjadi seperti ini. Aku sudah cukup bahagia dengan hidupku sekarang setelah aku telah berhasil melupakannya. Berhasil keluar dari lingkaran cinta yang tak pernah putus. Tak pernah ada ujung dan tak pernah ada akhir perjuangan. Dulu padahal aku sudah yakin bahwa itu akan menjadi kenyataan ketika senyumnya yang merekah itu tertuju padaku dan tatapan mata itu menjadi milikku. Namun, pada akhirnya dia pergi jauh entah berapa lama bahkan aku tak tahu apakah suatu saat nanti aku kan bertemu lagi meski hanya sepintas. Kini, hatiku kembali bergetar seperti dulu.

Aku sungguh tak mau mengulang bagaimana sakitnya aku seperti dulu. Sudah cukup rasanya aku menjadi lemah saat aku mencintainya dulu. Sudah cukup rasanya aku menjadi sering menangis hanya karena merindukannya yang tak pernah memikirkan bagaimana sakitnya aku saat aku merindunya dulu. Sudah cukup Tuhan. Sudah cukup menjadi begini menjadi lemah. Aku tahu suatu saat nanti Engkau akan tetap memberiku cinta entah kapan. Namun, sekarang lalu apa gunanya aku disini aku dari jauh tersenyum melihatnya? Apa maksudnya? Dia, dia takkan menjadi seorang buatku Tuhan.

Aku sekarang hanya butuh seorang yang mau berbagi bahunya untukku melepas lelah. Untukku berbagi cerita dengannya. Yang selalu mendukung apa yang menjadi mimpiku. Yang selalu bisa membuatku tertawa bahkan ketika aku sedang lesu sekalipun. Yang seperti Ayahku yang selalu bisa membuatku tertawa meskipun aku sedang sedih sekalipun. Dan selalu menasehatiku ketika aku melakukan kesalahan. Aku hanya membutuhkan seorang seperti itu. Namun adakah yang mau menjadi seperti itu untukku?

Aku hanya ingin menghentikan cinta ketika ia akan menuju hatiku,
Aku hanya tak ingin menjadi lebih sakit ketika harus jatuh cinta,
Untuk kesekian kalinya...

Rabu, 09 Oktober 2013

Selamat Malam Bintang,

Bintang yang entah dimana sekarang. Yang dulu bersinar begitu terangnya. Hingga rasanya menusuk mataku. Membuat jalan yang kupijak semakin jelas terlihat. Aku rasanya menitikkan air mata ketika aku kembali mengingatmu. Entah apakah aku merindu kembali tapi aku harap ini hanyalah ilusi saat sendiri sering menemuiku. Tapi aku hanyalah ingin berkata terima kasih telah menunjukkan bintang terindah. Bintang terang yang menuntunku pada pijakan tertinggi dan menemukan jati diriku.

Meski pandangan kita tak lagi bertautan. Meski jalan kita tak lagi sejalan. Meski pada akhirnya tangan kita tak saling mengenggam. Tapi aku hanyalah sebutir debu. Yang lemah saat mencintaimu dulu. Aku bahkan tidak tau mengapa aku sangatlah lemah ketika aku mencintaimu. Aku tau aku lelah menunggu. Tapi, hebatkan aku bisa menunggumu sebegitu lamanya? Akankah kau akan berbalik menemuiku? Mungkin..

Tapi aku masih mau tersenyum untukmu, lagi. Untukmu yang disana yang masih dengannya. Dulu, aku tersenyum saat berada di dekatmu. Sekarang, aku hanya bisa menangis saat waktu tak lagi mempertemukan kita lagi. Aku tau aku tau, mungkin jiwamu tercipta bukan untuk menemani jiwaku yang sendiri. Ada dia yang sangat mencintaimu. Dia jelas lebih baik daripadaku. Dia jelas lebih segala-segalanya dibandingkan aku.

Aku masih bisa tersenyum kembali meski hatiku masih sakit. Tapi aku bahagia pernah mencintaimu. Mencintai seorang lelaki tampan dan baik hati sepertimu. Meski kamu bukanlah aku. Tapi aku bahagia karena pernah menjadi penyebab senyum manismu. Senyum manis yang kala itu sedang tertuju khusus untukku. Meski itu hanya sekilas tapi itu sudah cukup membuat aku lega. Apalagi saat aku berani melepasmu pergi untuk berlari. Berlari mengejar mimpimu. Mengejar apa yang menjadi inginmu. Bahkan mungkin jika nanti kamu kembali, aku bisa saja masih berdiri untukmu.

Tapi kini, aku harus tetap berpikir logis. Aku harus tetap tersenyum meski bukan kamu lagi penyebabnya. Meski radarku tak lagi menangkap jangkauanmu. Karena waktu memang telah memisahkan kita terlalu jauh. Kini, aku berhasil sedikit demi sedikit melupakan semua tentangmu. Semua yang pernah terjadi bahkan semua tentang penyebab tangisku dulu. Di kala dulu aku merindukanmu. Bahkan kejadian itu yang sampai kini pun tak bisa kuhapus tentangnya.

Kini, aku hanya berdo'a bahwa kebahagiaan kan selalu menjadi milikmu. Dia akan selalu menemanimu hingga hanyalah waktu yang memisahkan bukan karena adanya orang lain. Semoga pula kesuksesan kan selalu mengiringi derap langkahmu. Selamat malam dan bermimpilah dengan indah.

Terima kasih karena dulu kamu pernah menjadi penyebab bahagiaku,
Motivasi terbesar dalam pilihan dan langkah,
Meski kau yang telah jauh,
Semoga kamu selalu bahagia dengan dia.

Kulit Idaman,

Pasti penasaran kan kenapa judulnya kek begini, abisnya bingung malem-malem mau nulis apa. Mending nulis aja tentang rahasia kulit idaman. Umumnya sih kulitnya putih,halus dan kenyal. Aku punya rahasianya loh menurut pengalamanku. Simpel banget dan gampang banget dilakuinnya. Mau tahu mau tahu? Eitts, sabar dong. Yaudah simak aja deh,

Seminggu sekali lakukan lulur yang diawali dengan mengoleskan minyak cendana. Oleskan secukupnya saja soalnya minyak cendana sangat lembab jika terlalu banyak digunakan. Lalu oleskan lulur, ini tergantung selera dan tentunya tingkat kecocokan dengan kulit kalian. Lalu setelah memakai lulur, oleskan minyak zaitun secukupnya.

Dan voilaaa, seketika kulit menjadi cerah,kenyal dan halus bak bayi. Haha, lebay banget. Tapi penggunaan juga harus rutin. Karena semua itu nggak ada instan kalau nyoba yang alami. So, sabar adalah kunci keberhasilannya. Itu adalah rahasia simpelku. Tapi hati-hati soalnya nggak semua orang bisa menggunakan caraku. Semoga bermanfaat yah buat semua.

Labuhan Abadi,

Berdiri termenung sendiri..
Menunggu senja menutup hari..
Sedikit memejamkan mata..
Membayang ketika esok datang...
Saat membuka mata, senja tersenyum padaku...
Merayuku dan berkata dengan lantang...
Dia memintaku untuk tidak sendiri..
Tapi dengan siapakah aku..
Tapi dia berkata bahwa akulah yang lebih tau dengan siapa...

Mungkin...
Belum masanya ketika seuntai kata aku,
Berubah menjadi kita...
Mungkin...
Belum waktu yang tepat ketika tanya terjawab dan pernyataan terungkap...

Nanti, ketika aku adalah dia...
Aku akan kembali lagi menemui senja dan berkata aku telah berdua..
Aku akan mengatakan bahwa aku telah bahagia...

Meski, tanyaku belum jua terjawab...
Meski, jalan belum jua temukan dimana letak diri ini berlabuh...

Tapi kuharap,
Ada tawa setelah redanya tangis...
Ada yang menemani ketika yang lain pergi...
Dan ada yang berkata bahwa keabadian adalah milikku..

Untuk siapapun yang akan menjadi masa depanku,
Yang kini entah ada dimana dan sedang apa,
Semoga waktu segera mempertemukan kita,
Semoga cinta lah yang akan terus mengikatkan kita pada suatu ikatan,
Yang abadi, hanya kita berdua...

Jumat, 04 Oktober 2013

Dear Ayah,

Apa kabar Ayah hari ini? Apa yang sedang Ayah lakukan kini? Kalau aku sedang mikirin Ayah sambil nulis semua tentang Ayah lho. Maaf sebelumnya kemarin aku tak berkunjung di depan nisanmu. Bukan karena aku lupa atau aku tak merindukanmu. Waktu benar-benar menuntutku untuk bergerak padahal aku sangat ingin tetap ada disini untuk berdo'a khusyuk di depan nisanmu. Tapi Ayah, aku tak lupa kok untuk selalu berdo'a untukmu, dari jauh untukmu disana.

Rasanya ingin menangis ketika mengingat apa yang terjadi 5 tahun lalu. Ingin rasanya ku bunuh waktu dan ku putar ulang rekamannya. Namun tiada guna ketika tangis pun tlah banjiri pelupuk mataku. Percuma, mungkin memang baiknya Ayah disana. Bersama yang lain yang mungkin lebih menyayangi Ayah.

Seperti rasanya ingin memutar ulang kenangan yang telah terpatri di hati. Semua tentangmu Ayah. Yang tidak pernah luput dari lirih do'a setiap kalinya ku bersujud. Memintakan apapun yang terbaik bagimu. Mungkin disini aku tak pernah bisa membuatmu bahagia. Tapi aku akan selalu berusaha melakukan segalanya dengan baik dan selalu memikirkan apakah ini akan membuatmu bahagia disana.

Aku iri pada mereka yang masih bisa melihat Ayahnya tersenyum. Tertawa bersama, melakukan apapun bersama ataupun pada Ibu mereka yang masih berdampingan dengan seorang lelaki yang disebut Ayah. Aku sangat merindukan ketika Ibu berdampingan denganmu Ayah. Itu seperti surga bagiku ketika melihat keduanya tersenyum. Semuanya terasa seperti saat-saat yang tak ingin ku lanjutkan episode nya.

Namun, cerita ketika akhirnya selesai tepat 5 tahun lalu. Aku yang dulu selalu kau tersenyum dengan tingkah lucumu Ayah. Mungkin kini senyumku tak semanis dulu. Tapi aku selalu berusaha untuk tetap tersenyum semanis dulu. Meski tidak ada dirimu disini Ayah. Mungkin hingga kini pun aku tak bisa jua membahagiakanmu disana. Tapi semoga do'a yang terpanjat setiap kalinya dapat tersampaikan padamu. Dan semoga kelak, ketika engkau ditanyai oleh-Nya tentang bagaimana engkau menjaga bintang kecilmu satu ini, engkau tersenyum dan berkata bahwa aku telah melakukannya dengan baik. Dan disini aku akan tetap berusaha untuk melakukan apapun yang menjadi bahagiamu. Apapun Ayah...


Disini aku yang selalu merindukanmu,
Disini aku yang selalu menantimu untuk kembali,
Meski cerita telah berakhir,
Semoga episode kita berlanjut ketika kita nanti bertemu setelah bangkit dari kematian,
Semoga do'a yang selalu ku lantunkan akan tersampaikan padamu,
Karena aku menyayangimu Ayah, sampai kapanpun...

Rabu, 02 Oktober 2013

Mr.Unkece ver.2

Udah lama banget curhat soal mister satu ini. Masalahnya, emang akhir-akhir ini kebetulan-kebetulan kita sangatlah sering frekuensinya terjadi apalagi ditambah sama temen-temen yang tiba-tiba promosiin kamu ke aku. Pantes dong kalo aku bingung.. Yang pertama nih, si pipi (samaran) sama mimi (samaran) tiba-tiba nanya-nanya ke aku tentang kamu. Ya intinya tentang kamu semua. Misalnya, "Kalau kamu suruh milih antara pinky sama unkece, milih siapa?". Aku pun jawab dong. "Ya pilih unkece dong". "Kenapa?". "Ya karena menurutku dia dewasa. Emang kenapa?". "Dewasa? dia loh idiot. Trus kalau kamu ditembak sama dia, kamu mau nggak?". "Ya tergantung dong, dia tulus nggak sama aku". Dan selanjutnya banyak banget yang nggak bisa ditulis pake kata-kata.

Keesokan harinya, si pipi bilang, "unkece lho udah ganteng,tinggi,putih,motornya putih,kacamatanya putih".. Dan aku cuma melongo. Apa coba maksudnya? :/

Setelah lama, si pipi promosi lagi.. "Eh unkece nyariin kamu lho". Trus aku jawab,"Haa? unkece lho belum dateng".. Dan begitu seterusnya..

Nah, kalau diliat dari kebetulan-kebetulan kita yang sering. Sumpah nggak kebayang banyaknya. Yang terakhir waktu upacara kemaren. Kamu yang lagi ketawa-ketiwi sama temenmu dan aku nggak sengaja mandangin ke arahmu. Dan ajaibnya, tiba-tiba pandanganmu teralihkan ke arahku dan alhasil kita bertatapan sebentar dan kamu masih dalam ekspresi tersenyum. Itu waktu akhir upacara. Pas waktu awal upacara, aku yang paduan suara aku lagi ngegosip sama temenmu gini,"eh itu unkece?". Dan baru selesai ngomong gitu langsung pas kamu juga mandangin aku dan kamu tersenyum simpul. Sontak dong aku kaget banget, kok ya kita ada chemistry? Haha, mungkin cuma kebetulan aja.

Dulu, udah 2 kali aku ketemu kamu pasti aku kaget dan bilang astaghfirullah. Dan anehnya kamu malah senyum manis banget suer deh manis banget. Inget gak waktu latihan koreo? waktu aku mau mundurin motorku, nggak sadar kalo motormu itu parkirnya sebelahku. Dan tambah nggak sadarnya ketika aku mundurin motorku dan ngeliat ke belakang, kamu lagi liat ke depan dan alhasil kita berpandangan lumayan deket banget ya bisa di itung deh jaraknya nggak ada semeter serius. Bayangin deh gimana shocknya? Dan anehnya kamu tersenyum lagi dan lagi..

Inget waktu setiap upacara kamu selalu di barisan tengah di depan tim paduan suara. Dan setiap aku mandang ke depan, kamu juga lagi mandangin aku. Dan ketika aku mandangin kamu, kamu bukannya mengalihkan pandangan tapi kamu malah tersenyum sama aku tanpa malu. Aku pikir kamu lagi ngeliatin di belakangku. Tapi yang dibelakangku lho nggak ngeliatin kamu. Lalu, apa maksudnya selama ini?

Buat kamu, makasih atas semua senyuman mautmu. Yang berhasil ngambil perhatianku yang udah tersita karena tugas. Yang sontak berhasil membuat aku shock. Makasih banget pokoknya. Tapi please, jangan buat aku kayak layangan. Tarik ulur seenaknya, kalau kamu suka bilang aja. Aku cuma nggak mau jadi cewek kepedean yang gampang banget terpikat sama cowok cuma gara-gara kamu senyum itu. Soalnya udah 2 kali di PHP sama cowok. Yang pertama oryzasativa dan yang kedua pinky. Mereka semua senyumnya maut banget pokoknya. Tapi pada akhirnya pun mereka bukan buat aku. Please yah buat kamu, jangan buat aku jadi layangan begini. Udah cukup sakit di begini'in.

Be gentlemen if you loved me because if you love me wholeheartedly, believe me if you certainly can get my love even myself in the future. So, come on to say it before my heart changed!

For Mr.Unkece 
Wednesday , 02 October 2013
11.08 PM